1. Arsip Kuliah Al-Hikam (KAH)

KAH56. Kitab Al-Hikam – Hikmah ke-68 (Karunia Allah pada Hamba-Nya) & ke-69 (Karunia Datang dengan Tiba-Tiba)

Kuliah Al-Hikam – Selasa, 23 Rabiul Akhir 1445 H / 7 November 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

HIKMAH KE-68: KARUNIA ALLAH PADA HAMBA-NYA
  1. قَوْمٌ أَقامَهُمُ الحَقُّ لِخِدْمَتِهِ وَقَوْمٌ اخْتَصَّهُمْ بِمَحَبَّتِهِ (كُلّاً نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُوراً(
    Ada sebagian orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya, dan sebagian lainnya Allah istimewakan dengan mencintai-Nya. (Firman Allah): “Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, kami berikan bantuan dari kemurahan Rabbmu. Dan kemurahan Rabbmu tidak dapat dihalangi (QS Al-Israa’:20)

Ada kaum yang Allah pilih untuk berkhidmat kepada Allah sampai mereka itu pantas masuk ke dalam surga. Mereka adalah orang-orang yang ahli ibadah. Ada pula kaum yang Allah khususkan kepada mereka dengan mencintai-Nya sampai mereka itu pantas masuk ke dalam hadrah-nya Allah. Mereka adalah orang-orang yang arif kepada Allah dan mencintai Allah. Semua itu berhubungan untuk berkhidmat kepada Allah SWT. Khidmat-nya kelompok pertama itu sebagian besarnya dengan anggota badan, sedangkan khidmat-nya kelompok kedua adalah sebagian besarnya dengan hati. Khidmat setiap kaum adalah sesuai dengan apa yang pantas dari masing-masing kaum sebagaimana yang Allah tetapkan dari qada dan qadar-Nya.

Hikmah ini berbicara mengenai kelompok manusia dalam rangka beribadah kepada Allah. Ada dua jenis kelompok manusia:

  1. Kelompok manusia yang Allah pilih untuk berkhidmat kepada Allah
  2. Kelompok manusia yang Allah pilih untuk mencintai-Nya

Kelompok pertama ini berkhidmat dengan anggota badannya yang tampak dengan melakukan banyak ibadah. Kelompok ini disebut dengan ahli ibadah. Kelompok kedua ini adalah kelompok manusia yang dipilih Allah untuk mencintai-Nya dan disebut dengan kelompok al-arif billah yakni kelompok yang ma’rifah kepada Allah dan mencintai Allah. Tentunya kelompok ini juga beribadah kepada Allah. Namun, ibadah bagi kelompok yang pertama itu lebih tampak dari kelompok yang kedua. Dalam konteks ini, kita perlu memperhatikan jenis-jenis amal yang kita kerjakan.

Pembagian amal:

  1. Amal hati, contohnya ikhlas, mencintai Allah, bersyukur dan takut kepada Allah
  2. Amal lisan, contohnya berkata jujur
  3. Amal anggota badan, contohnya shalat, puasa

Pesan dari hikmah ke-68:

  1. Agar tidak muncul suatu perasaan yang menghina orang yang bukan berada di kelompok al-arif billah, yakni yang banyak beribadah dengan anggota badannya. Sewaktu zaman sahabat, manusia itu berada di bawah bimbingan Rasul sehingga pelaksanaan ibadah itu taat kepada Rasulnya. Namun sewaktu zaman tabiit tabiin, ada kelompok manusia yang banyak melakukan ibadah anggota badan (yang tampak) namun tidak kunjung mengurus amalan hatinya, dan ada juga kelompok manusia yang banyak melakukan ibadah amalan hati dan cenderung menjadi rujukan dalam berdoa dan terkadang tersaksikan bahwa doanya mustajab. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang di kelompok kedua ini diminta untuk membaca doa turun hujan dan qadarullah dikabulkan langsung oleh Allah.
  2. Agar kita menjalani peran apa yang telah Allah berikan kepada kita. Bisa jadi Allah berikan ketertarikan kepada kita untuk lebih banyak melakukan amal-amal anggota badan, namun bisa jadi Allah berikan ketertarikan kepada kita untuk lebih menata hati. Masing-masing kelompok memiliki bagiannya masing-masing. Keduanya menjalani keadaannya masing-masing untuk berkhidmat kepada Allah sesuai dengan kondisinya masing-masing.
  3. Keadaan yang dikhawatirkan adalah ketika seseorang tidak masuk di salah satu kelompok tadi. Ia tidak masuk ke kelompok ahli ibadah dan tidak juga masuk ke kelompok al-arif billah. Jika demikian, jangan-jangan ia masuk ke kelompok ahli maksiat, na’udzubillah himindzalik.

HIKMAH KE-69: KARUNIA DATANG DENGAN TIBA-TIBA
  1. قَلَّ ما تَكونُ الوارِداتُ الإلهيَّةُ إلّا بَغْتَةً، صِيانَةً لَها أَنْ يَدَّعِيَها العِبادُ بِوُجودِ الاسْتِعْدادِ.
    Seringkali Warid (karunia) ilahiyah itu datang secara tiba-tiba, agar para hamba tidak mengklaim bahwa hal itu muncul karena adanya persiapan oleh mereka

Sedikit sekali pemberian Allah (warid ilahiyah) itu kecuali hal itu datang mendadak, agar tidak ada ahli ibadah yang mengklaim hal itu karena persiapan-persiapan mereka. Pemberian-pemberian Allah (yang khusus) yang merupakan rahasia ma’rifah itu sering kali datang mendadak agar orang-orang yang ahli ibadah itu tidak menganggap bahwa pemberian Allah itu datang karena sebab dari amal yang mereka lakukan. Pemberian Allah ini adalah suci dari keterkaitan dengan sebab-sebab perbuatan karena ini merupakan pemberian dari Allah yang Maha Kaya.

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pemberian Allah adalah pemberian khusus berupa rahasia-rahasia yang bersifat ma’rifah. Contoh yang sederhana adalah ketika setiap hal yang didapati oleh seseorang itu bisa ditangkap hikmah dibaliknya. Dampak dari adanya pemberian seperti ini adalah mendatangkan ridha kepada Allah dan bisa bersikap tepat. Ketika Allah memberitahukan hakikat perkara terhadap setiap halnya, maka hal ini sering kali datang secara tiba-tiba atau mendadak dan tanpa persiapan. Hal ini merupakan pemberian Allah yang tidak perlu ada sebab dan tidak perlu dikaitkan dengan perbuatan.

Pesan dari hikmah ke-69:
Orang yang ahli ibadah belum tentu mendapatkan warid ilahiyah. Hikmah ini mengajarkan agar orang-orang yang ahli ibadah itu tidak mengklaim pemberian Allah tadi karena amal-amal ibadah yang sudah dilakukannya. Ma’rifah yang Allah berikan itu diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

Pesan utama dari hikmah ini adalah perlunya untuk mengasah hati dan tidak hanya sekedar beribadah. Pesan ini menjadi tepat ketika kita sudah masuk ke dalam kelompok ahli ibadah. Ketika belum demikian, maka tugas kita adalah terus memperbanyak ibadah kepada Allah. Pesan bagi kita yang belum sampai di level ini adalah agar terus taat beribadah kepada Allah.

Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: KAH56. Kitab Al-Hikam – Hikmah ke-68 (Karunia Allah pada Hamba-Nya) & ke-69 (Karunia Datang dengan Tiba-Tiba)

Your email address will not be published. Required fields are marked *