Kuliah Tafkir Islami – Kamis, 4 Rabiul Akhir 1445 H / 19 Oktober 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
# Kurikulum Materi Kuliah Tafkir Islami
- Pengantar
- Kaidah-Kaidah Umum
- Kaidah-Kaidah yang Bersumber dari Fiqih
- Kaidah-Kaidah yang Bersumber dari Tsaqafah Islamiyah
4.1. Empat Hakikat Besar
4.2. Hukum-hukum di Alam Semesta
4.3. Konsep-konsep di dalam Islam
4.3.1. Konsep Islam dan Dakwah
4.3.2. Konsep Kepemimpinan (Ri’ayah)
4.3.3. Konsep Harta
4.3.4. Konsep Ilmu
4.3.5. Konsep Kekuasaan
4.3.6. Konsep Popularitas
4.3.7. Konsep Hubungan-Hubungan Sosial (materi saat ini)
MEMAHAMI KONSEP HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL
# Pengantar
Manusia merupakan hamba Allah yang menyebabkan munculnya konsep ubudiyah. Dasar dari Allah menyebutkan perintah ibadah kepada-Nya adalah karena manusia ini diciptakan oleh-Nya sehingga ciptaan ini tunduk patuh kepada penciptanya. Namun di satu sisi, manusia ini diciptakan dengan kondisi yang terhubung antar sesamanya.
Ada makhluk Allah yang lahir bukan dari rahim, misal dari telur yang bisa jadi tidak diketahui orang tuanya. Namun sejak awal, Allah menciptakan manusia itu dari benih dari orang sebelumnya yang disatukan dari proses hubungan sosial dari dua orang yang dihubungkan dengan rasa yang disebut cinta dan melalui sebuah kontrak yang sakral berupa akad. Benih ini disimpan di rahim dan setelahnya barulah Allah tiupkan ruh atasnya. Dalam konteks ini, minimal ada dua orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat yang disebut ayah dan ibu. Dan setelahnya, lahirlah yang disebut konsep keluarga. Allah dekatkan hati di antara anggota keluarga.
Di sisi yang lain, prosedur penciptaan manusia itu dihubungkan. Allah kehendaki bahwa manusia memiliki banyak kebutuhan dan kebutuhan itu tidak semuanya ada pada dirinya. Allah tempatkan yang dibutuhkan manusia itu di manusia yang lain sehingga lahirlah konsep saling membutuhkan. Manusia memiliki kebutuhan dan yang bisa memenuhi kebutuhan ini ada pada orang lain. Dari sini lahirlah konsep pertemanan, konsep bertetangga dan konsep yang lainnya.
Pada saat yang sama, disamping kebutuhannya ada di pihak lain, ia juga memiliki perasaan bahagia ketika bertemu orang lain. Ia bahagia ketika bertemu temannya, tetangganya, keluarganya dan orang lain. Ketika tidak bertemu dengan orang lain ini, ia akan merasa kurang bahagia. Salah satu sebab orang menjadi sehat adalah ketika ia banyak berteman. Manusia memiliki fitrah untuk berhubungan dengan banyak orang lain. Manusia bukanlah makhluk yang soliter namun merupakan makhluk yang berkoloni atau bergerombol.
Dari keadaan-keadaan ini, lahirlah konsep hubungan sosial untuk menetapkan posisi dan sikap kita agar lebih tepat.
# Level hubungan-hubungan sosial di dalam islam:
- Hubungan keluarga
- Hubungan pernikahan
- Hubungan keilmuan
- Hubungan bertetangga
- Hubungan pertemanan
- Hubungan aqidah
1. Hubungan keluarga
Hubungan keluarga adalah hubungan kesamaan rahim dan hubungan kekerabatan dengan segala variannya. Keluarga terbentuk karena adanya makhluk yang disatukan di wadah yang sama. Seseorang yang memiliki rahim yang sama berarti berkeluarga. Hubungan ke atas bernama ayah ibu kakek nenek, hubungan ke bawah bernama anak cucu dan hubungan ke samping berarti adik kakak. Inilah hubungan sosial pertama kali bagi manusia.
Perintah di dalam Islam untuk hubungan keluarga:
- Hubungan ke atas: perintahnya berlaku baik atau ihsan
- Hubungan ke bawah: perintahnya mengasuh dengan baik
- Hubungan ke samping: perintahnya untuk berbuat baik
2. Hubungan pernikahan
Hubungan pernikahan atau perbesanan ini menyebabkan adanya hubungan baru bagi seseorang. Selain menjadi suami atau istri, hubungan baru yang terbentuk seperti ubu dari istri kita itu menjadi mahram. Keluarga baru yang terbentuk adalah keluarga dari pihak suami dan keluarga baru dari pihak istri. Allah hubung-hubungkan antara sesama manusia. Jika bukan karena hawa nafsu yang berlebihan, Allah itu sudah menghubungkan antar manusia dengan segala kebaikannya dari proses pernikahan ini.
Pernikahan di awali dari mahabbah atau cinta antar anggota keluarga dan diikat secara formal melalui akad hubungan pernikahan yang posisinya tinggi dan suci. Kita diwajibkan untuk berhubungan baik dengan keluarga kita dan keluarga pasangan kita.
3. Hubungan keilmuan
Hubungan keilmuan adalah hubungan antar guru dan murid. Hubungan ini adalah hubungan yang sangat unik karena merupakan hubungan yang mewakili terbentuknya kualitas hidup manusia. Di dalam islam, hubungan ini sangat ditekankan. Kalau keluarga ternyata tidak bisa membidangi kualitas hidupnya anggota keluarga, maka ada perintah dakwah untuk mengcover semua itu sehingga lahirlah hubungan guru dan murid.
4. Hubungan bertetangga
Merupakan hubungan kesamaan tempat tinggal karena di tempat itulah manusia saling menjalankan kebutuhannya masing-masing. Secara praktis, orang-orang yang memiliki tempat tinggal yang berdekatan akan terhubung satu sama lain karena memiliki kebutuhan yang sama. Karena tempat tinggalnya yang paling dekat, kepada tetanggalah seorang manusia akan saling memenuhi kebutuhannya.
Jibril selalu berwasiat kepada Rasul untuk selalu berbuat baik kepada tetangga sampai-sampai Rasul menyangka bahwa tetangga nanti akan mewarisinya. Urusan berbuat baik kepada tetangga ini adalah sedemikian besar posisinya.
5. Hubungan pertemanan
Hubungan ini terjadi karena kesamaan kepentingan, misal teman sekolah, teman kantor, teman satu hobi dan seterusnya.
6. Hubungan aqidah
Hubungan ini terjadi karena kesamaan akidah. Bagi umat islam, inilah yang disebut Ukhuwah Islamiyah.
Hubungan-hubungan sosial ini adalah satu prosedur yang perlu dipahami agar manusia bisa menjalankan tugasnya dengan baik. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185). Seringkali yang membuat rumit diri kita itu adalah kita sendiri. Kita mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh Allah.
Kehidupan yang baik itu terjadi ketika seseorang taat kepada Allah dan menjaga hubungan-hubungan sosial ini. Kita harus memahami hubungan-hubungan sosial ini karena setiap hubungan ini memiliki level, tugas dan haknya sendiri. Dengan demikian, terjadilah hasanah fidunya wal akhirah.
# Urgensi memahami konsep hubungan-hubungan sosial:
- Untuk mengetahui posisi kita sebagai makhluk Allah yang memiliki fitrah untuk berhubungan dengan orang lain
- Agar kita bisa bersikap tepat kepada setiap level hubungan tadi karena kita membutuhkan hubungan sosial ini
- Agar kita bisa mengatasi masalah akibat ketidaktepatan mengelola hubungan sosial.
# 2 konsep ekstrim dalam hubungan sosial:
- Orang individualis yakni yang tidak memperhatikan hubungan sosial –> konsep kapitalis
- Orang yang sangat memperhatikan hubungan sosial sampai-sampai melupakan urusan dirinya –> konsep sosialis
Ketika kita bisa memahami konsep hubungan sosial dan memiliki mindset bahwa kita tidak bisa hidup tanpa menjaga hubungan sosial, maka hidup kita akan baik. Islam menempatkan hubungan sosial itu seimbang, yakni dalam menjaga urusan pribadi dan juga menjaga hubungan dengan orang lain.
# Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam menjaga hubungan
- Hubungan keluarga –> birrul walidayin (orang tua), silaturahim (kerabat), mengurus (anak)
- Hubungan pernikahan –> bertindak ma’ruf (pasangan, besan) dan cinta (pasangan),
- Hubungan keilmuan –> hormat (guru)
- Hubungan bertetangga –> berbuat baik
- Hubungan pertemanan –> berbuat baik
- Hubungan aqidah –> adanya hak dan kewajiban sesama muslim
Untuk ayah ibu, ada perintah birrul walidayin yakni perintah bagi anak untuk berbuat baik kepada orang tua. Seorang anak dilarang untuk durhaka kepada orang tua.
Untuk kerabat, ada konsep silaturahim yakni menyambung rahim. Kita dilarang untuk memutus rahim. Ini adalah konsep yang sangat kuat dan memiliki fadhilah yang sangat dinanti manusia yakni dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rizkinya.
Kepada anak, perintahnya adalah mengurus, merawat dan mendidik anak. Ini adalah perintah agama dan bukan merupakan perintah kepentingan. Seorang orang tua mengurus anaknya karena menjalankan perintah agama dan bukan bertujuan supaya anaknya kembali mengurusnya di masa tuanya nanti. Ketika orang tua mengurus anak, maka semua kegiatannya menjadi kebaikan. Kualitas anak itu diletakkan kepada orang tua.
Kepada pasangan yakni suami atau istri, perintahnya adalah bertindak ma’ruf. Allah menanamkan rasa cinta kepada pasangannya dan keduanya perlu memahami hak dan kewajibannya masing-masing. Pengikat utama keluarga adalah anak karena merupakan titik hubungan yang tidak bisa diputus sampai akhir hayatnya. Pernikahan yang bagus ini harus dengan orang lain dan bukan dengan kerabat dekat.
Kepada besan, perintahnya adalah memperlakukannya seperti keluarganya sendiri yakni berbuat baik kepadanya.
Kepada guru, perintahnya adalah menghormatinya. Ulama adalah pewaris Nabi sehingga posisinya ditempatkan di tempat yang tinggi. Ada buku khusus yang membahas adab-adab antara guru dan murid yakni kitab ta’lim al-muta’allim.
Dalam ukhuwah islamiyah, ada hak dan kewajiban yang perlu dijaga oleh sesama muslim.
wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)
No Comments
Leave a comment Cancel