1. Arsip Kuliah Al-Hikam (KAH)

KAH51. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-58 & ke-59 (Taat Karena Karunia-Nya)

Kuliah Al-Hikam – Selasa, 18 Rabiul Awal 1445 H / 3 Oktober 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

# HIKMAH KE-58: TAAT KARENA KARUNIA-NYA (BAG.1)
  1. لا تُفْرِحْكَ الطّاعَةُ لأَنَّها بَرَزتْ مِنَكَ، وَافْرَحْ بِها لأَنَّها بَرَزتْ مِنَ اللهِ إلَيْكَ. {قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ{
    Janganlah ketaatanmu kepada Allah membuatmu gembira lantaran engkau merasa mampu melaksanakannya. Akan tetapi, bergembiralah kepada-Nya lantaran ketaatan itu terjadi karena karuni Allah kepadamu. Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (yunus:58)

Level bahagia:

  1. Bahagia karena ketaatan secara umum
  2. Bahagia karena ketaatan karena dirinya bisa taat
  3. Bahagia karena ketaatan karena Allah karuniakan kita bisa taat

Bahagia karena ketaatan itu sudah merupakan satu kebaikan. Barangsiapa yang perbuatan baiknya membuat ia bahagia dan perbuatan buruknya membuat ia sedih maka ia adalah mukmin. Salah satu ciri iman adalah kita bahagia ketika berbuat baik dan taat.

Pertanyaan yang lebih detail lagi adalah mengapa seseorang bisa bahagia karena ketaatan? Bahagia bisa taat karena seseorang bisa taat karena diri sendiri atau justru bahagia bisa taat karena Allah-lah yang membuat kita taat? Ibnu Athailah mengajarkan bahwa kebahagiaan itu bukan karena sekedar ketaatannya namun justru karena karunia Allah yang membimbing dirinya untuk taat. Kalau seseorang bahagia atas ketaatannya karena dirinya sendiri, maka dikhawatirkan ia akan bersandar kepada amal perbuatannya sendiri dan muncul perasaan ujub yang bisa menghancurkan amal.

Ketika seorang hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa ini bisa taat karena bimbingan Allah, maka ini adalah karunia yang luar biasa. Dikasihi Allah, dibimbing Allah dan dikaruniai Allah adalah sesuatu hal yang luar biasa.

Cara supaya tidak ujub atas ketaatan:

  1. Menguatkan ma’rifatullah sehingga tidak menisbatkan hasil kepada dirinya sendiri
  2. Mengenal diri atau ma’rifatuzzat, kita mengetahui bahwa kita tidak bisa apa-apa kalau bukan karena pertolongan Allah

Pesan dari hikmah:
Agar kita bahagia dalam ketaatan karena Allah sudah membimbing kita untuk bisa taat. Dengan prosedur kebahagiaan ini, maka insya Allah kita akan bisa terhindar dari ujub.


# HIKMAH KE-59: TAAT KARENA KARUNIA-NYA (BAG.2)
  1. قَطَعَ السّائِرينَ لَهُ وَالواصِلينَ إلَيْهِ عَنْ رُؤْيةِ أَعْمالِهِمْ وَشُهودِ أحْوالِهِمْ. أمّا السّائِرونَ فَلِأنَّهُمْ لَمْ يَتَحَقَّقوا الصِّدْقَ مَعَ اللهِ فيها، وَأمّا الواصِلونَ فَلِأنَّهُ غَيَّبَهُمْ بِشُهودِهِ عَنْها.
    Allah menghindarkan orang-orang yang menuju-Nya dan juga orang-orang yang telah sampai kepada-Nya dari melihat amal mereka dan menyaksikan (syuhud) hal ihwal mereka. Bagi orang-orang yang tengah dalam perjalanan menuju kepada-Nya, itu adalah karena mereka belum benar-benar ikhlas dalam amal mereka. Dan bagi orang-orang yang telah sampai kepada-Nya, adalah karena mereka sibuk menyaksikan-Nya hingga tak ada waktu untuk melihat amal-amal mereka.

Amal adalah perbuatan yang tampak-tampak. Akhwal adalah kondisi batin (hal), seperti ridha.

As-Sair adalah orang yang berjalan menuju Allah, yakni orang yang ingin taat kepada Allah dan melalui tangga-tangga menuju kemuliaan. Orang yang seperti ini lebih dominan amalnya ketimbang akhwalnya. Ketaatannya ada di amal-amal yang dzahir atau tampak.

Al-Wasil adalah orang yang sudah menata hatinya sampai kepada puncak ketaatan, dan salah satu bentuknya adalah keridhaan. Orang seperti ini lebih dominan akhwalnya ketimbang amalnya karena amalnya sendiri sudah kokoh. Allah sudah hilangkan ia dari menyaksikan hal-nya. Ketaatannya ada di hati.

Orang yang menuju Allah itu diputuskan dari melihat amal-amalnya. Allah membantu dan menjaganya untuk tidak melihat amal-amalnya sendiri dan fokus pada memperbaiki kesalahannya. Orang yang sudah ridha kepada Allah hanya mencari Allah dan tidak

Akhwal merupakan perbuatan batin dan lebih utama daripada amal atau perbuatan yang tampak. Orang-orang yang sedang berjalan kepada Allah kita akan memiliki amal dan akhwal. Orang yang menuju Allah itu tidak melihat sedikitpun dari amalnya. Ia selalu menunjuk dirinya atas banyaknya kekurangan dan kesempurnaan hanyalah milik Allah.

Ketika orang terus berjalan menuju Allah (sair) dan kemudian ia terus merasa belum berbuat banyak, maka ini sudah berada dalam keadaan yang benar sehingga ia akan terus berbuat baik dan tidak terjebak kepada kesombongan. Ini adalah karunia Allah kepada mereka.

Sebaliknya ketika seseorang yang sedang berjalan kepada Allah namun terus memperhatikan banyaknya amal yang sudah dilakukan, maka sesungguhnya ini adalah keadaan yang berbahaya dan justru ia masih perlu menata hati.

Tidak melihat amal itu berarti tidak mengingat-ingat amal dan ini adalah karunia dan nikmat dari Allah. Dengan demikian, kita tetap menjadi hamba Allah yang rendah hati dan terhindar dari ujub yang tidak takut kepada Allah.

Pesan bagi yang sudah mempelajari ilmu al-hikam sejauh ini:

  1. Amal perlu sudah kokoh
  2. Kondisi hatinya sudah perlu kokoh
  3. Selalu menjaga kekokohan tadi dengan dzikir yang kokoh

TANYA JAWAB

1. Banyak orang di sekitar kita yang masih susah untuk berdzikir sedang kita tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk mengajaknya. Bagaimana sebaiknya?
Bab kebaikan adalah karunia Allah. Kita diperintahkan untuk mengajak-ajak dan nanti Allah yang akan memutuskan siapa hamba-Nya yang akan diberikan hidayah.

Hal yang bisa dilakukan untuk mengajak orang berdzikir:

  1. Di masyarakat pedesaan, orang-orang baru bisa berdzikir apabila dikumpulkan
  2. Memaksimalkan dzikir ba’da shalat

2. Bagaimana cara untuk tidak menghitung-hitung amal?
Menghitung amal itu bisa muncul dari ujub, riya ataupun sombong. Kita doa untuk meminta keikhlasan:
Ya Allah, ikhlaskan hati kami untuk-Mu
Ya Allah, jadikan amal-amal kami murni untuk-Mu

Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: KAH51. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-58 & ke-59 (Taat Karena Karunia-Nya)

Your email address will not be published. Required fields are marked *