1. Arsip Kuliah Al-Hikam (KAH)

KAH48. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-52 & ke-53 (Warid dari Allah)

Kuliah Al-Hikam – Selasa, 27 Safar 1445 H / 12 September 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

  1. إنَّما أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوارِدَ لِتَكونَ بِهِ عَلَيْهِ وارِداً.
    Sesungguhnya Allah memberimu Warid, agar kepada-Nya engkau mendekat

Sesungguhnya yang datang kepada kita itu dimaksudkan agar kita datang kepada-Nya. Sesungguhnya ketika Allah mendatangkan sesuatu kepadamu al-Warid yang berarti ma’rifah dan hal-hal lembut, maka ini dimaksudkan untuk membuat kita selalu datang kepada Allah. Ketika Allah SWT telah memberi kita suatu kebaikan yang datang kepada hati berupa ma’rifah ar-rabbaniyah dan hal-hal lembut yang membuat hati kita semakin dekat kepada Allah, hal ini dimaksudkan agar kita selalu mendatangi Allah. Justru dengan kondisi hati yang semakin baik, semakin ma’rifah kepada Allah dan semakin bisa melihat hikmah-hikmah ilahiyah (rahasia-rahasia) baik yang tampak ataupun tidak tampak, maka ini semua dimaksudkan agar kita semakin senang berada di hadapan Allah.

Bukan sebaliknya, semakin mengenal Allah malah semakin jauh dari Allah. Ini adalah kesalahpahaman yang fatal dan kebodohan yang nyata. Hal ini bisa menimpa kepada sebagian orang. Banyak orang yang masuk ke dalam ilmu ini tanpa bekal syariah yang kuat sehingga bisa timbul hal-hal yang demikian.

Semakin ma’rifah, kita semakin bisa datang kepada Allah dan semakin berusaha berada di hadapan Allah (hadrat Allah). Menghadap Allah itu butuh kesucian. Ketika Allah sudah berikan kepada kita hal-hal baik, maka kita seharusnya semakin dekat kepada Allah. Berada di hadapan Allah itu perlu hati yang suci yang bersih dari hal-hal keduniawian.

Jalan menuju ma’rifah:

  1. Dzikir
  2. Tafakkur, yang meliputi tafakkur:
    2.1. kepada alam semesta yang besar-besar,
    2.2. kepada makhluk Allah yang kecil-kecil,
    2.3. kepada sejarah umat-umat sebelumnya,
    2.4. kepada diri kita sendiri
  3. Ibadah
  1. أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوارِدَ لِيَتَسَلَّمَكَ مِنْ يَدِ الأَغْيارِ. وَلِيُحَرِّرَكَ مِنْ رِقِّ الآثارِ.
    Allah memberimu Warid untuk menyelamatkanmu dari cengkraman dunia dan membebaskanmu dari diperbudak oleh makhluk apapun

Ketika Allah memberikan kepada kita ma’rifah dan hal-hal yang lembut tadi, hal ini dimaksudkan bahwa Allah menginginkan kita untuk selamat dari cengkraman hal-hal yang menipu dan juga dari cengkraman perbudakan hawa nafsu. Dunia ini menggunakan manusia tanpa seizin pencipta-Nya. Manusia ini adalah hamba Allah dan seharusnya menjalankan penghambaan kepada Allah. Apabila kita selamat dari cengkraman hal-hal yang bersifat duniawi tadi, maka kita menjadi berkesempatan menjadi hamba Allah yang sepenuhnya melakukan penghambaan kepada-Nya.

Pesan dari hikmah ke 52 & 53:

  1. Agar kita terus memperbaiki diri, memperbaiki hati agar Allah SWT terus menyinari hati kita dengan ma’rifah kepada Allah dan agar Allah terus memberikan kita rizki berupa kelembutan hati.
  2. Semakin kita bisa ma’rifah, maka ini adalah pesan agar kita semakin bisa berada di hadapan Allah dan sama sekali tidak berpaling dari Allah. Ketika seseorang sudah berada disitu, maka hal ini adalah merupakan hal yang luar biasa dan merupakan puncak dari pencapaian.
  3. Sesungguhnya ketika Allah memberikan kepada kita rizki ma’rifah dan hal-hal yang lembut tadi, hal ini dimaksudkan agar kita semakin mendekat kepada Allah dan kita terbebas dari cengkraman dunia dan perbudakan hawa nafsu.

Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: KAH48. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-52 & ke-53 (Warid dari Allah)

Your email address will not be published. Required fields are marked *