Kuliah Tafkir Islami – Kamis, 23 Muharram 1445 H / 10 Agustus 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
# Kurikulum Materi
Kaidah-kaidah dalam Berpikir Islami:
- Kaidah umum
- Kaidah yang bersumber dari Fiqih
- Kaidah yang bersumber dari Tsaqafah Islamiyah (Studi Islam secara Umum)
Kaidah-kaidah yang bersumber dari Tsaqafah Islamiyah:
3.1. Empat Hakikat Besar
3.1.1. Pemahaman tentang Ketuhanan
3.1.2. Pemahaman tentang Kenabian
3.1.3. Pemahaman tentang Manusia
3.1.4. Pemahaman tentang tentang Kehidupan di Dunia
3.2. Hukum-hukum di Alam Semesta
3.2.1. Hukum Tadafu (Hukum Rivalitas)
3.2.2. Hukum Tadawul (Hukum Pergiliran)
3.2.3. Hukum Pengaruh
3.2.4. Hukum Timbal Balik
3.2.5. Hukum Tarik Menarik (materi saat ini)
HUKUM TARIK MENARIK
# Pengantar
Hukum Allah terbagi menjadi syariatullah dan sunnatullah. Syariatullah yakni hukum syariah atau syariat Allah. Sunnatullah yakni hukum Allah yang berlaku di alam semesta. Salah satu sunnah Allah di alam semesta adalah hukum tarik menarik. Di luar islam, hukum sering disebut sebagai law of attraction, dan kadang disebut juga sebagai law of vibration. Hukum tarik menarik ini adalah lanjutan dari hukum timbal balik.
# Makna hukum tarik menarik
Di alam semesta, makhluk-makhluk dan benda-benda itu akan menarik yang sejenisnya. Begitupun diluar sana, akan menarik yang sejenisnya. Kalau seseorang memancarkan hal yang positif, maka yang terpancar kepadanya adalah hal-hal yang juga positif. Sebaliknya kalau seseorang memancarkan hal yang negatif, maka yang terpancar kepadanya adalah hal-hal yang juga negatif. Hukum tarik menarik bersifat intrinsik sedangkan hukum timbal balik itu bersifat sikap. Hukum tarik menarik ini berarti seseorang akan menarik sesuai hal-hal yang ia pancarkan.
# Dasar-dasar hukum tarik menarik
Hukum ini ada memiliki dasar hukum secara syariat yang meliputi:
- Diwajibkannya berprasangka baik (QS 49:12); Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya
- Roh itu adalah pasukan yang berkelompok
- Adanya konsekuensi sejenis yang berlaku di alam semesta (QS 30:41)
1. Diwajibkannya berprasangka baik (husnudzon), sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa… [QS Al-Hujurat (49):12] (1)
اَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ ( رواه مسلم، رقم 2877
“Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka (husnudzon) terhadap Allah.” (HR Muslim). (2)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675](3)
ketika seseorang memancarkan dzon (prasangka) yang hasan (positif), maka Allah akan mewujudkan hal-hal yang ia pancarkan dan yang ia pandangi. Allah akan memenuhi sesuatu yang kita pancarkan dari diri kita.
2. Roh itu adalah pasukan yang berkelompok.
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.” (HR Bukhari) (4)
Salah satu makna turunan dari hadits ini adalah bahwa jika seseorang itu memiliki jiwa yang baik, maka ia akan berkelompok dengan orang-orang yang memiliki jiwa yang baik. Hadits ini juga berlaku umum bagi kita yang masih berada di dunia ini yakni bahwa kita akan berkelompok dengan orang-orang yang sejenis.
Dunia itu sesempit daun kelor. Ketika kita berkenalan dengan orang baru, seringkali kita terkejut bahwa ia adalah merupakan kenalan dari salah satu teman kita. Ini membuktikan bahwa orang-orang itu dihimpun dengan yang sejenis.
Bagaimana jika kita menemukan pasangan hidup yang tampaknya tidak baik?
- Jangan-jangan dia itu sebenarnya adalah orang baik, atau
- Situasi ini merupakan ujian dari Allah
3. Adanya konsekuensi sejenis yang berlaku di alam semesta
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿ ٤١﴾
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [QS Ar-Rum (30):41]
Kalau ulah manusia itu buruk, akan lahir fasad. Kalau ulah manusia itu baik, maka yang lahir juga baik.
# Hukum tarik menarik ini akan mendorong kita untuk selalu:
- berpikir yang baik
- merasa yang baik
- bertindak yang baik
Dengan izin Allah, maka hal-hal yang baik itu akan didekatkan Allah kepada kita. Kita berhusnudzon kepada Allah dan berhusnudzon kepada sesama, sehingga yang datang kepada kita itu adalah kebaikan-kebaikan, dengan izin Allah. Dengan cara pandang seperti ini, seseorang akan selalu memiliki pandangan positif (positive thinking) dan bukan sebaliknya yang selalu memiliki pandangan negatif (negative thinking).
# Manfaat memahami hukum tarik menarik:
- Kita terdorong untuk terus mengembangkan hal-hal yang positif
- Kita terdorong untuk memperbaiki hal-hal yang terjadi di dalam diri kita ketika terjadi hal yang buruk
- Kita semakin terdorong untuk taat kepada syariat Allah
1. Kita terdorong untuk terus mengembangkan hal-hal yang positif
Beberapa hal-hal positif yang perlu dikembangkan itu meliputi keyakinan, nilai, norma, akhlak, pikiran, sikap dan anggota badan yang baik. Seseorang yang suka mengeluh itu sebenarnya berjiwa kotor karena kurangnya rasa bersyukur. Sebenarnya, karunia Allah itu sedemikian besarnya. Mengeluh itu tidak bagus dan sebaliknya seseorang harus berorientasi untuk menyelesaikan masalahnya.
2. Kita didorong untuk memperbaiki hal-hal yang terjadi di dalam diri kita ketika terjadi hal yang buruk
Kita memulai perbaikan itu dari diri kita. Memahami hukum ini menjadi menarik agar kita terhindar dari sikap menyalahkan orang lain. Kita tidak dapat menjangkau apa yang terjadi di dalam orang lain. Pintu penyelesaian masalah itu ada di dalam diri sendiri.
Bentuk kesusahan yang datang kepada manusia:
- Akibat ulah manusia itu sendiri
- Merupakan ujian dari Allah
3. Kita semakin terdorong untuk taat kepada syariat Allah
Hukum tarik menarik ini akan menuntun kita untuk semakin taat kepada Allah. Kita akan dipertemukan dengan orang-orang baik sehingga semakin taat kepada Allah. Dengan izin Allah, hidup kita baik kalau kita taat beragama. Kita akan menarik hal-hal yang positif ketika kita taat beragama.
Agar hidup kita baik, kita haruslah memahami hukum ini. Ketika kita taat kepada Allah, maka insyaAllah kebaikan akan datang di kehidupan kita sebagaimana firman Allah,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿ ٩٧﴾
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS An-Nahl (16):97]
# Hal-hal baik yang harus dipancarkan:
Apa saja yang perlu dikembangkan oleh kita agar bisa mendatangkan kebaikan?
- Milikilah keyakinan yang benar. Janganlah ada keyakinan yang salah, misal adanya syirik yang berlebihan.
- Kuatkanlah nilai-nilai baik dan komitmen terhadap hukum-hukum.
- Milikilah akhlak (karakter) yang mulia. Beberapa akhlak mulia yang bisa menarik hal baik adalah kejujuran, amanah, bekerja sangat baik, dapat diandalkan, penghargaan, dan lapang dada.
- Milikilah pikiran yang baik. Setiap hari kita selalu berpikir yang baik
- Milikilah perasaan yang baik
- Milikilah perilaku luar (adab dan etika) yang baik
Kita melakukan hal-hal baik ini hanyalah karena Allah. Sunnatullah itu tidak pernah boleh menjadi motif. Sunnatullah itu dipahami sebagai ilmu dalam memahami kerja alam semesta. Inilah hal-hal yang kita lakukan sebagai pemantapan kesiapan kita untuk menerima rizki dan karunia Allah. Allah akan membagi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki.
# Catatan penting
- Janganlah membenturkan antara keshalehan dengan kenikmatan karena adanya kesalahan pemahaman. Kita perlu memiliki pemahaman yang baik tentang hal-hal yang terjadi. Janganlah memiliki pemahaman yang keliru sehingga bertentangan dengan situasi batin. Janganlah anti terhadap karunia Allah. Orang shaleh itu tidak melulu berada dalam kesulitan.
Misal, adanya ungkapan bahwa menjadi kaya itu tidak berdosa karena yang dilarang adalah hubbud dunia. Yang dilarang adalah mencintai dunia melebihi batasnya sampai-sampai melanggar hukum Allah.
Contoh lain, menjabat atau memiliki posisi itu tidak berdosa karena yang dilarang itu adalah meminta jabatan. Kalau proses mendapatkannya benar dan justru mendatangkan kebaikan (karena dengan posisinya ia bisa menarik dan menyebarkan banyak kebaikan).
- Kenikmatan-kenikmatan yang utama adalah kenikmatan akhirat. Namun, kita tidak diharamkan untuk mencicipi kenikmatan dunia. Dalam menjalankan hukum tarik menarik ini, kita diperbolehkan untuk mendatangkan karunia Allah namun tetap dalam koridor untuk mendorong kebaikan di akhirat.
- Secara umum, hukum tarik menarik ini tidak dipahami bahwa alam semesta yang bergerak namun hanyalah karena Allah yang menggerakkan. Memahami sunnatullah ini perlu dibimbing dengan agama agar tidak terjebak kepada kesyirikan.
# TANYA JAWAB
Bagaimana jika ada undangan ke acara yang di dalamnya ada acara minum-minum?
Di dalam hukum sosial, yang kuat akan menarik yang kurang kuat.
Dalam konteks praktis di masyarakat, bagaimana tips untuk bisa menjadi pihak yang kuat sehingga bisa menarik orang lain kepada kebaikan?
- Milikilah (minimal) salah satu diantara hal-hal khusus yang kuat yang bisa menarik orang lain, seperti kekuatan iman, ilmu, akhlak, penampilan, harta, posisi dan popularitas.
- (Terus) bergerak mengajak kebaikan dengan cara yang baik
Bagaimana cara menarik orang lain yang tidak menimbulkan anggapan “sok suci” dalam situasi lingkungan yang nilai-nilainya kurang pas?
Ini adalah bab seni untuk menjadi sosok yang baik. Caranya adalah:
- Kalau posisi kita baru saja bertaubat, maka cara menariknya adalah dengan sikap dan bukan ucapan.
- Sampai masa tertentu, kita bisa menggunakan orang yang berpengaruh di tempat tersebut untuk menggerakkan arus.
- Sampai masa tertentu, kita bisa memulai untuk menyampaikan hal-hal baik
wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)
Kutipan:
(1) https://www.mushaf.id/
(2) https://islamdigest.republika.co.id/berita/qdefxh366/berprasangka-baik-kepada-allah
(3) https://rumaysho.com/17041-aku-sesuai-persangkaan-hamba-ku-hingga-balasan-mengingat-allah.html
(4) https://muslim.or.id/26888-kemana-masa-mudaku-melangkah-6.html
No Comments
Leave a comment Cancel