1. Arsip Kuliah Al-Hikam (KAH)

KAH31. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-31

Kuliah Al-Hikam – Selasa, 25 Syawal 1444 H / 16 Mei 2023

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

AL-HIKAM, HIKMAH KE-31
  1. اهْتَدى الرّاحِلونَ إلَيْهِ بِأَنْوارِ التَّوَجُّهِ، وَالواصِلونَ لَهُمْ أنْوارُ المُواجَهَةِ. فَالأوَّلونَ لِلأنْوارِ، وَهؤلاءِ الأنْوارُ لَهُمْ، لأنَّهُمْ للهِ لا لِشَيءٍ دونَهُ. (قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ(

Orang-orang yang tengah berjalan menuju Allah mendapat petunjuk dengan cahaya tawajjuh (konsentrasi menghadap Allah). sedangkan orang-orang yang telah sampai kepada Allah mempunyai anwaar al-muwajjahah (cahaya yang didapatkan dari berhadapan dengan-Nya). Kelompok pertama (yang tengah berjalan menuju Allah) adalah milik cahaya (membutuhkan cahaya agar sampai pada tujuan). Sedangkan kelompok kedua (yang telah sampai pada Allah), adalah yang memiliki cahaya, sebab mereka itu milik Allah, bukan milik sesuatu selain-Nya. Katakanlah: Allah-lah (yang menurunkannya), kemudian sesudah kamu menyampaikan Al-Quran kepada mereka) biarkan mereka bermain-main dalam kesesatan mereka. (al-An’am: 91)

Orang-orang yang berjalan menuju Allah yakni dalam ketaatan yang bersifat ibadah maupun muamalah itu akan Allah berikan atau tunjukkan cahaya untuk mendekat.

Yang dimaksud berjalan menuju Allah adalah mencoba mendekat kepada Allah. Ibadah yang dimaksud dalam kelompok orang-orang yang berjalan menuju Allah itu tidak akan jauh dari urusan shalat, puasa, dzikir, tilawah dan mereka mencari rizki dalam cara yang sangat hati-hati.

Cahaya yang dimaksud adalah penerangan yang datang dari ibadahnya yang semakin menunjukkan jalan-jalan kebaikan. Allah berikan padanya cahaya untuk semakin mendekat kepada Allah. Orang-orang ini sering melakukan riyadhah atau latihan-latihan untuk fokus hanya kepada Allah. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya, maka Allah akan tunjukkan jalan baginya. Kalau kita ingin baik, maka akan ada jalan kebaikannya.

Sementara bagi orang-orang yang sudah sampai kepada Allah, bagi mereka itu cahayanya Allah sudah dimilikinya yang berarti sudah dekat dengan Allah dan sudah masuk di dalam wilayah mencintai Allah.

Bagi orang yang baru memulai, ia masih mencari cahaya. Bagi orang yang sudah sampai, ia sudah berlimpah cahaya. Bagi kelompok yang kedua ini, hidupnya akan benar-benar untuk mencari Allah. Ia sudah akan kokoh secara spiritual. Ia betul-betul mentauhidkan Allah dalam semua hal. Hal ini sudah masuk ke dalam kategori taqarrub ilallah.

Ketika orang rajin ibadah dan kemudian mulai menambah dengan sekian amalan sunnah, maka Allah akan semakin bukakan kemudahan amalan-amalan kebajikan yang lain. Setiap kemudahan kebaikan yang muncul ini, hidupnya akan semakin terang dan bukan gelap. Semakin rileks, bukan semakin penat. Allah akan menunjukkan jalan-jalan kebaikan baginya.

Dalam hal ini, diperlukan kesungguhan. Bagi orang tertentu yang sedang menuju kebaikan, suatu saat ia akan berhenti pada suatu tempat dan tidak lagi maju. Baginya, diperlukan kembali satu kesungguhan untuk kembali dibukakan kebaikan untuknya.

Anwaaruttawajjuh, yakni cahaya untuk menghadap Allah. Anwaar al-muwajjahah, yakni cahaya yang didapatkan dari berhadapan dengan Allah. Cahaya itu sudah diberikan untuk mereka yang mencarai Allah.

Ketika seseorang hanya menjadi hamba bagi cahaya yang datang, maka ia akan kembali berpaling ketika cahayanya hilang. Sebagai contoh, seseorang yang rajin beribadah karena munculnya Ramadhan dan kemudian kembali lalai ketika Ramadhan usai, maka ia hanya menjadi hambanya Ramadhan dan bukan hambanya Allah. Ia sesungguhnya baru berjalan menuju Allah.

Sebaliknya bagi seseorang yang sudah sampai kepada Allah, maka ia tidak akan bergantung kepada cahaya-cahaya itu. Ia sudah fokus mencari Allah sehingga tidak bergantung kepada yang lain. Cahaya-cahaya tadi sudah menjadi untuknya dan ia menjalaninya namun ia sudah menghadap Allah. Ia tidak lagi bergantung kepada cahaya-cahaya seperti Ramadhan, Haji dan Umrah, dan seterusnya.

Cahaya yang dimaksud adalah cahaya secara hakikat / hakikiyat, bukan cahaya secara fisik. Cahaya yang dimaksud adalah jalan hidup. Cahaya ini berupa keimanan.

Hikmah yang bisa diambil:

  1. Bersungguh-sungguh berjalan menuju Allah
    Hendaklah kita bersungguh-sungguh berjalan menuju Allah dan tidak lagi mundur. Maksud dari sungguh-sungguh berjalan ini adalah menekuni satu-persatu menekuni semua hal-hal sebagaimana yang dijelaskan dalam cabang iman. Ia meniti jalan menuju Allah.
  2. Ikhlas di jalan kebaikan
    Hendaklah kita terus menata hati dalam menjalani kebaikan-kebaikan ini agar kita tetap ikhlas menuju Allah. Jangan sampai kebaikan-kebaikan yang dilakukan ini bukan dimaksudkan untuk Allah. Hati ini perlu ditata agar Allah memberi kita hati yang ikhlas. Khusyu’ itu totalitas dan bukan formalitas.
  3. Istiqamah di jalan kebaikan
    Supaya bisa sampai pada tujuan, kita harus istiqamah dalam berjalan menuju Allah.

Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: KAH31. Kitab Al-Hikam Hikmah ke-31

Your email address will not be published. Required fields are marked *