1. Arsip Kuliah Tazkiyatun Nafs (KTN)

KTN79. Syamail Muhammadiyah (Pertemuan Terakhir)

Kuliah Tazkiyatun Nafs – Selasa, 11 Muharram 1444H / 9 Agustus 2022

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Pengantar

Syamail Muhammadiyah adalah sifat Rasulullah sebagai implementasi dari Takholluq. Hikmah yang ingin kita raih melalui Formula Hati Institute adalah sebagai rekam jejak peninggalan bentuk kebaikan yang akan kita tinggalkan di kemudian hari sebagai perpanjangan dari amal sholeh.

Kerendahan Hati Nabi & kemudahan Rasulullah SAW

Salah satu dari bagian yang bisa kita tangkap dari Syamail Muhammadiyah adalah sifat-sifat Rasulullah SAW seperti sabar, ikhlas, tawadhu / rendah hati, dan lain sebagainya.

Beberapa kisah Rasulullah SAW sebagai implementasi dari sikap tawadhu adalah:

  • Nabi bertemu seseorang dengan wanita tua dan melayaninya.
  • Ada seorang pembantu yang meminta doa kemudian Nabi memasukkan tangannya di air itu, diwaktu yang sangat dingin.
  • Nabi didatangi oleh anak-anak dan menarik tangan Nabi sampai anak-anak itu sendiri yang melepaskan tangannya Nabi.
  • Jabir RA mendatangi Nabi Muhamammad SAW dan dan beliau melihat Jabir datang namun tidak mendapat tempat duduk. Nabi kemudian memberikan kain (baju) utk menjadi alas duduk untuk Jabir.
  • Nabi bisa duduk dimana saja ketika menemui tamunya dan menerima tamunya, tidak ada tempat khusus.
  • Nabi bisa ditemui siapa saja dan tidak kekhususan siapa yang bisa ditemui.
  • Nabi mengajarkan bagaimana sikap kita terhadap orang yang biasa. Kalau seorang punya sifat rendah hati, dia bisa hormat kepada siapa saja.
  • sikap rendah hati seorang murid pada gurunya agar dia dapat mengambil manfaat ilmunya. Islam memerintahkan umatnya agar berendah hati tetapi melarang kita berendah diri. Hadits Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda,: ”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji sawi.”
  • Sanggup menanggung ketidaknyaman, demi kenyamanan orang lain. Orang yang rendah hati adalah orang yang bisa menanggung ketidaknyaman dirinya untuk orang lain.
  • Penghormatan kepada orang yang senior. Menghormati orang yang senior adalah biasa, tapi menghormati yang lebih junior bentuk kerendahan hati yg luar biasa.

4 metode dalam Tazkiyatun Nafs:

  1. Takhalli atau tahalli adalah menanamkan sifat baik, maka muncul pembahasan tentang maqom.
  2. Takhlia atau tajalli adalah belajar menghilangkan penyakit hati. Metode ini memunculkan pembahasan tentang penyakit hati atau talbisu iblis.
  3. Takhoqquq adalah mengimplementasikan makna-makna Asmaul Husna.
  4. Takholluq adalah belajar mengikuti akhlak Rasulullah SAW. Kajian yang muncul adalah kajian Syamail Muhammadiyah.

Kelembutan Nabi & pemahaman kepada orang lain
Kelembutan ini tampak dari suara dan kerendahan hati Rasulullah SAW:
Mu’minin Aisyah r.a menceritakan bahwa suatu hari beberapa orang Yahudi lewat di hadapan Rasulullah Saw. Mereka lalu (pura-pura memberi salam) tetapi dengan berkata, “as-Saam’alaikum (semoga kebinasaan menimpamu)”

Mendengar ucapan mereka tersebut, Aisyah langsung membalas, “Semoga hal (kebinasaan) itu justru menimpa kalian dan semoga Allah SWT melaknat dan murka kepada kalian”. Mendengar hal itu, Rasulullah Saw lalu menegurnya seraya berkata, “Jangan begitu, wahai Aisyah. Bersikap lembutlah dan hindarilah sifat keras dan kasar!”

Aisyah lalu berkata, “Tidakkah engkau mendengar ucapan mereka tadi?”

Rasulullah Saw balik bertanya, “Tidakkah engkau mendengar ucapanku?” Aku telah membalas ucapan mereka tersebut (dengan permohonan yang sama) dan permohonanku itulah yang akan dikabulkan Allah SWT, sebaliknya salam (permohonan) mereka terhadapku (agar mendapatkan kebinasaan) tidak akan dikabulkan” (HR Bukhari).

Orang yang tertazkiah hatinya akan menjadi lembut hatinya dan lembut akhlaknya. Hal ini berhubungan dengan Asmaul Husna dengan Al Wadud yaitu Allah Maha lembut.

Dikisahkan dari seorang Badui yang masuk ke Masjid dan buang air kecil di dalam mesjid. dalam salah satu hadisnya sebagaimana berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِى الْمَسْجِدِ فَثَارَ إِلَيْهِ النَّاسُ ليَقَعُوا بِهِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَأَهْرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ أَوْ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِيْنَ. رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “(Suatu hari) ada seorang suku Badui kencing di dalam masjid, para sahabat pun sepontan naik pitam akan menghentikannya (mengusirnya), lalu Rasulullah saw. pun bersabda kepada mereka, “Biarkanlah ia dan siramkanlah di atas air kencingnya satu timba air atau seember air, karena sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus memberikan kesulitan.” (HR: Bukhari)

Berdasarkan kisah tersebut, betapa Rasulullah SAW sangat menikmati dan bijak dalam memutuskan segala sesuatu. Rasulullah SAW tidak langsung tergesa-gesa dan terburu-buru memarahi orang Badui yang buang air kecil sembarangan tersebut. Tetapi, beliau justru lebih memilih untuk mencari solusinya bukan menambah masalah.

Beliau sengaja membiarkan terlebih dahulu orang Badui tersebut menuntaskan hajatnya agar air najisnya hanya berpusat pada satu titik saja. Berbeda jika orang Badui itu justru dilarang dan diusir langsung, pastinya ia akan terbirit-birit lari dengan terkencing-kencing yang berceceran kemana-mana dan najis pun malah merembet kemana-mana. Rasulullah SAW pun juga memperhatikan akibat kesehatan orang Badui itu jika justru disuruh menahan hajatnya.

Kisah tersebut juga menggambarkan betapa Rasulullah SAW sangat toleran, sabar, dan mau membimbing umatnya yang belum tahu dengan penuh kasih sayang.

Salah satu bab tentang kemudahan Nabi:
Dari Aisyah r.a mengatakan Rasulullah SAW adalah orang yang mudah. Begitu kata Anas Bin Malik mengatakan Rasulullah SAW adalah orang yang mudah. Salah satu orang-orang yang tertazkiah hatinya adalah orang yang mudah & syar’i.

Do’a untuk dimudahkan dalam setiap urusan

اَللَّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّرْ

Allahumma Yassir Wala Tuassir
“Ya Allah, mudahkanlah dan janganlah engkau persulit”.

Orang mudah itu adalah orang yang sabar, Ikhlas, punya kelapangan hati, dan selalu bersyukur. Akhlak baik akan didapatkan ditengah orang-orang yang berakhlak baik dan perlu membangun pula akhlak yang baik. Akhlak baik ini diimplementasikan oleh sikap sabar, syukur, ikhlas, lapang dada, dan tawadhu atau rendah hati.

Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (UZ)

Comments to: KTN79. Syamail Muhammadiyah (Pertemuan Terakhir)

Your email address will not be published. Required fields are marked *