Kuliah Tazkiyatun Nafs – Selasa, 22 Dzulqa’dah 1443H / 21 Juni 2022
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
AS-SABUR
As-Sabur adalah dari kata shobir dan masternya shobarah yang berarti sabar. As-Sabur artinya adalah Allah Maha Sabar. oleh karena itu Allah memberikan waktu yang cukup untuk menunggu hamba-Nya bertaubat.
As-Sabur adalah Dia Maha Sabar, maka hamba-Nya yang tidak beriman kepada-Nya bahkan berlaku lebih kepada-Nya bahkan Dia beri kesempatan hidup sampai waktunya nanti Dia akan berikan pembalasan.
Imam Nawawi mengatakan bahwa makna as-Sabur adalah tidak cepat membalas kepada hamba-Nya yang berbuat salah & dosa kepada hamba-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ يُـؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّا سَ بِمَا كَسَبُوْا مَا تَرَكَ عَلٰى ظَهْرِهَا مِنْ دَآ بَّةٍ وَّلٰـكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ فَاِ نَّ اللّٰهَ كَا نَ بِعِبَا دِهٖ بَصِيْرًا
“Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)nya, sampai waktu yang sudah ditentukan. Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Fatir 35: Ayat 45)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَـقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَ مْلَيْتُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثُمَّ اَخَذْتُهُمْ ۗ فَكَيْفَ كَا نَ عِقَا بِ
“Dan sesungguhnya beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan, maka Aku beri tenggang waktu kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka. Maka alangkah hebatnya siksaan-Ku itu!” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 32)
Ada sedikit perbincangan para ulama tentang nama (sifat) ini. Ada yang mengatakan bahwa sifat As-Sabur tidak ada di Al Quran. Namun Imam Al Baihaqi menyebutkan bahwa nama ini ada dan berlaku di dalam nama sifat-sifata Allah (Asmaul Husna).
Tidak ada yang lebih sabar dari hal menyakiti melebihi hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Maha sabar.
Imam Saddi mengatakan bahwa sabar yang disebutkan dalam Asmaul Husna adalah sabar dalam kekuatan yang sempurna, yang penuh hikmah, kelapangan & tingkah hamba-Nya yang sangat menyakiti dan sangat menentang, misal ada yang sebagian mengatakan kalau Allah mempunyai anak.
Dalam situasi dimana hamba-Nya menentang tetapi Allah tetap memberikan rezeki kepadanya. bahkan Allah tetap memberikan taubat kepada hamba-Nya apabila mereka datang bertaubat. Allah bahkan bukan hanya sekedar membukakan pintu taubat, tapi Allah juga mengajak untuk bertaubat. Hal ini ditegaskan didalam Hadits Qudsi:
hadits dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751)
Oleh karena itu, karena Maha Sabarnya Allah, maka kita harus tahu diri dan jangan malah melonjak. Sekiranya berbuat salah maka kita segera bertaubat dan selalu mengajak dalam kebaikan.
Makna As-Shabur:
- Harus menyadari diri, jangan sampai melonjak
- Justru ayo segera bertaubat sebelum Allah membalas.
- Sebagai hamba Allah dan umat Nabi yaitu kita menjadi hamba-hamba Allah yang sabar & kuat. bukan sama sekali ingin menyamai Allah (nauzbillah min dzalik)
AS-SYAKUR
Asy-Syakur adalah salah satu sifat Allah atau Asma’ al-Husna. Asy-Syakur artinya Yang Maha Menerima Syukur.
Asy-Syakur disebutkan dalam Al Quran:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَــكَا نَ لِزَا مًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى
“Dan kalau tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada batas yang telah ditentukan (ajal), pasti (siksaan itu) menimpa mereka.” (QS. Ta-Ha 20: Ayat 129)
لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِ يْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
“agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (QS. Fatir 35: Ayat 30)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
كَذٰلِكَ يُوْحِيْۤ اِلَيْكَ وَاِ لَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ ۙ اللّٰهُ الْعَزِ يْزُ الْحَكِيْمُ
“Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana mewahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada orang-orang yang sebelummu.” (QS. Asy-Syura 42: Ayat 3)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنْ تُقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعِفْهُ لَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ شَكُوْرٌ حَلِيْمٌ
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun,” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 17)
Asy-Syakur bermakna yang salah diampuni, yang berbuat baik dibalas sebanyak-banyaknya, yang bertaubat dibukakan pintu taubat.
Syakurun halim bermakna berlapang dada, yaitu orang yang berbuat baik dibalas dengan pahala kebaikan yang berlipat ganda dan yang berbuat salah diampuni dosa-dosanya dengan bertaubat.
Makna Asy-Syakur:
Ungkapan rasa syukur Allah kepada makhluk-Nya berbeda dari manusia. Asy-Syakur, bagi Allah, berarti Allah menerima rasa syukur manusia. Yaitu, Allah menghargai dan memberikan balasan yang berlipat-lipat kepada manusia yang melakukan kebaikan yang sedikit. Ada istilah tetumbuhan atau hewan syakur, yaitu tetumbuhan yang tumbuh walau dengan air yang sedikit, atau binatang yang menjadi gemuk dan sehat walau dengan sedikit makanan rumput dan dedaunan.
Makna Asy-Syakur sebagai Asmaul Husna:
Allah Asy-Syakur bermakna Allah bersyukur kepada kebaikan hamba-Nya dan akan dibalas dengan pahala kebaikan.
Tidaklah orang sedekah dengan harta yang baik, dari Allah akan mengambilnya meskipun itu dengan sebiji kurma maka Allah akan menumbuhkannya sampai dengam tumbuh besar. Kebaikan dengan sedikit Allah akan tumbuhkan dengan lebih banyak.
Para ulama juga mengatakan bahwa Asy-Syakur adalah terus mendorong hamba-Nya untuk menjadi taat dalam berbuat kebaikan sehingga Allah yang akan mengembangkan dari sedikit menjadi banyak.
Aisyah mengatakan hal ini didalam surah Al Zalzalah ayat 7 & 8. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 7)
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
“Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 8)
Apakah yang kalian datang dengan pecahan kurma, maka sekecil apapun kebaikan maka Allah akan balas walaupun hanya sebesar biji zarrah.
Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل
Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta.
Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.” Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”
(HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya)
Didalam hadits Qudsi:
Apabila dia menyebutkan hambaku memujiku maka Allah akan membalas dengan memujinya dihadapan manusia. Begitupun tatkala kita bersholawat kepada nabi maka Allah membalas dengan memberi 10 kebaikan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَا ذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَا شْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)
Dampak dari Makna Asy-Syakur:
- Jangan merasa hina walaupun berbuat baik meskipun sedikit. karena Allah yang akan menumbuhkan sampai menjadi besar dan berlipat-lipat.
- Jagalah dirimu dari api neraka meskipun dengan sebiji kurma & tersenyum dihadapan saudaramu.
- Berharaplah banyak kepada Allah, sehingga Allah akan memberikan yang banyak.
- Belajar dari Asy-Syakur, hayuk menjadi hamba yang bersyukur.
- Mengakui bahwa pemberian ini adalah semua datang nya dari Allah SWT.
Beberapa cara untuk mensikapi sikap futur (lalai):
- Dengan rajin ikut tholabul ilmu.
- Dengan menyambung silaturahmi
- Dengan memberi makan kepada anak yatim.
Dari 2 sifat Asmaul Husna tersebut, kita harus menyadari bahwa Allah sangat baik. Allah selalu memberikan kesempatan kepada Allah untuk memperbaiki diri sehingga:
- Ayo menyedikitkan berbuat salah dan kita harus malu kepada Allah
- Ayo berbuat baik walaupun sedikit, karena Allah membalas setiap perbuatan baik.
Tanya Jawab
Assalamualaikum Pak Ustad mendengar penjelasan pak ustad atas sifat Allah rasanya hamba ini merasa malu,dan merasa banyak dosanya Krn Allah begitu luar biasa terhadap hambahnya tapi hamba-Nya kurang syukur dan sabar, sedikit kesulitan mengeluh. Apa yg hrs dilakukan Krn semakin tahu 99 sifat2 Allah semakin kecil dan malu pada Allah.
- Ketika kita membicarakan tentang As-Sabur adalah seharusnya kita malu kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Sabar. Bagi yang berbuat buruk, Allah sifati dengan As-Sabur & dan yang berbuat baik Allah sifati dengan Asy-Syakur.
- Dalami terus sifat Allah, in Syaa Allah nanti akan muncul dengan sendirinya
- berbuat baik dengan segera, jangan menunggu-nunggu
- Jangan lupa dzikir & istigfar setiap hari.
- Jangan pernah lupa selalu utk ikut tholabul ilmu. dengan mengikuti tholabul ilmu akan terbuka pintu-pintu kebaikan.
Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (UZ/AA)
No Comments
Leave a comment Cancel