Kuliah Tazkiyatun Nafs – Selasa, 26 Sya’ban 1443H / 29 Maret 2022
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
As-Salam
Para Ulama mengatakan bahwa makna salah satu dari Asma Allah yaitu As-Salam adalah selamat dan maknanya lebih kuat As salim. Konsekuensi As-Salam maknanya adalah yang memberikan keselamatan, selamat dari kekurangan dan selamat dari kedzaliman
Makna As-Salam yang sering kita baca sebagai berikut:
ا
َللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ
Allahumma antassalam, wa minkassalam, wa ilaika ya’uudussalam, fahayyina robbana bissalam, wa adkhilnal jannata daarossalam, tabarokta robbana wa ta’aalayta, yaa dzal jalaali wal ikram.
Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang mempunyai kesejahteraan, dari-Mu kesejahteraan itu, kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu, Ya Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera. Masukanlah kami ke dalam surga kampung kesejahteraan. Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Di Al-Quran, nama As-Salam terletak di dalam Surah Al Hasyr ayat 23 sebagai berikut:
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Q.S Al Hasyr {59}:23)
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya terkait makna As-Salam:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ فِي الصَّلَاةِ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَقَالَ النَّبِيُّ لَا تَقُولُوا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ وَلَكِنْ قُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
Dahulu, jika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengucapkan: “As-Salâm (keselamatan) bagi Allah dari hamba-hamba-Nya, dan as-salâm atas Fulan dan si Fulan,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mengucapkan as-Salâm atas Allah, karena sesungguhnya Allah itu as-Salâm, akan tetapi ucapkanlah: ‘At-Tahiyât (ucapan selamat), ash-Shalawat (ibadah) dan ath-Thayyibât (pujian) bagi Allah. Salam (keselamatan) serta rahmat Allah, dan keberkahan-Nya atas anda, wahai Nabi. Dan salam atas kita dan hamba-hamba Allah yang shâlih’.” (HR. Bukhari).
Makna dari As-Salam yaitu yang Maha Selamat dari cela dan cacat yang karenanya Allah SWT menyelamatkan hamba-Nya dan Allah tidak dzalim kepada hamba-Nya. Orang yang berdzikir menyebut As-Salam akan merasakan ketenangan dan rasa aman dalam hatinya.
Di dalam surah Al Hasyr, Allah SWT berfirman:
هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S Al Hasyr {59}:24)
Makna dari As-Salam:
- Kita menyadari bahwa Allah tidak mempunyai cela dari apapun sehingga hamba-Nya menyadari bahwa Allah SWT tidak dzalim kepada hamba-hamba-Nya.
- Allah tidak menyentuh hamba-Nya dari kedzalimannya sehingga hamba-Nya akan merasakan bentuk keselamatan & kedamaian
- Dengan mengetahui hal ini, setiap hamba akan sadar bahwa Allah tidak pernah menghakimi hamba-Nya. Hamba-Nya lah yang berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri.
- Kita hendaknya merasa damai, tentram dan selamat karena Allah yang menjamin akan keselamatan & kedamaian.
- Pengalaman hidup akan berbeda di antara orang yang selalu dekat dengan Allah dibandingkan orang yang jauh dari Allah.
- Kita belajar dari hamba Allah yang selalu bersifat As-Salam. Ciri-ciri orang muslim adalah memberikan & menebar keselamatan dan kedamaian dan tidak pernah menyakiti orang lain.
- Sikap As-Salam yaitu tenang dan tidak merasa terancam saat duduk bersamanya, tergambar dari sikapnya yang dermawan dan memberikan keselamatan pada orang lain.
- Memberikan rasa damai kepada orang lain. Kita seorang muslim akan merasa damai tidak mendzalimi orang lain dan juga tidak ingin didzalimi orang lain.
Kesimpulan dari belajar Tazkiyatun Nafs:
- Takhali lahir kajian Maqom atau sifat.
- Takholi lahir kajian Qulub atau penyakit hati atau tipu daya syaiton.
- Takhaquq lahir kajian Asmaul Husna.
Menjelang Ramadhan kita wajib menata hati & mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari.
Hadits Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dua makna ayat di atas, yaitu:
- Makna Haqiqi: dimudahkannya perbuatan-perbuatan baik dan Allah jaga dari perbuatan maksiat.
- Makna Majazi: artinya selamat dari neraka.
Ini semua kita tempatkan sebagai agenda besar dalam bulan ramadhan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)
Di Bulan Ramadhan ini kita akan berlimpah rahmat. Melalui ramadhan ini, kita bisa meningkatkan amal sholih.
Kesimpulan dari penutupan kuliah di bulan Sya’ban dalam menyongsong bulan Ramadhan:
- Merefresh kembali pelajaran yang sudah kita pelajari di Tazkiyatun Nafs.
- Mengsyiarkan atau mengajak orang lain untuk bisa bergabung dalam program FHI.
- Kesempatan Ramadhan tidak kita sia-siakan, untuk bisa kita jadikan amal-amal kebaikan.
- Dalam mengisi bulan Ramadhan agar bernilai tinggi yaitu bukan fokus menambah amal, tapi fokus maksimalkan nilai waktu untuk menjadi amal Ibadah.
- Menekuni Tazkiyatun Nafs ini sebagai sesuatu yang akan menghasilkan perilaku yang baik.
Tips-tips dalam memaksimalkan Ramadhan
- Pastikan amal sholih kita semakin baik dan meningkat.
- Ada 3 amal, yaitu: amal hati, amal lisan dan amal anggotan badan
- Memahami kondisi diri di saat beramal sholih atau kebaikan. Contohnya pada saat bersedekah.
- Memiliki amalan yang mampu dan istiqomah dalam mengamalkan dan menghasilkan amal sholih dan kebaikan.
Latihan dalam Tazkiyatun Nafs
- Dzikir Taubat
- Dzikir Tauhid
- Shalawat
- Tilawah
Dzikir kita jadikan dinamika hidup untuk menjadi madrasah tajribahnya. Semoga kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadikan hati semakin bersih. Ramadhan ini menjadi bengkel hati. Yang paling dikhawatirkan dalam mempelajari Tazkiyatun Nafs adalah bahwa yang dipelajari hanya menjadi sebatas ilmu pengetahuan saja.
Misal, di dalam shaum kita diajarkan untuk ikhlas, syukur, sabar, dll (semua yang kita pelajari di tazkiyatun nafs). Kita berharap semua yang dipelajari di tazkiyatun nafs ini akan melahirkan sifat yang tumbuh menjadi pribadi lebih baik.
Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (UZ/AA)
No Comments
Leave a comment Cancel