1. Arsip Kuliah Tazkiyatun Nafs (KTN)

KTN63. Tahaqquq (Belajar ilmu dari Asmaul Husna)

Kuliah Tazkiyatun Nafs – Selasa, 5 Sya’ban 1443H / 8 Maret 2022

بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Pengantar

Ada tiga metode Tazkiyatun Nafs yaitu :

  1. Takhalli / Takhalia membersihkan dari sifat2 hati.
  2. Takholli yaitu menghasilkan pelajaran dari penyakit hati dan tipu daya setan.
  3. Tahaqquq / Takholuq yaitu menghakekatkan dengan simplenya dari Asmaul Husna.
    Maka timbul Syamil Muhammadiyah atau Akhlak. Ilmu Suluk yaitu ilmu tentang Akhlak yang mulia dan contoh kongkritnya adalah Rasulullah SAW.

Salah satu firman Allah yang menjadi dasar pokok pembahasan ini yaitu Surah An Nahl ayat 60. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لِلَّذِيْنَ  لَا  يُؤْمِنُوْنَ  بِا لْاٰ خِرَةِ  مَثَلُ  السَّوْءِ   ۚ وَلِلّٰهِ  الْمَثَلُ  الْاَ عْلٰى     ۗ وَهُوَ  الْعَزِ يْزُ  الْحَكِيْمُ

“Bagi orang-orang yang tidak beriman pada (kehidupan) akhirat, (mempunyai) sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat Yang Maha Tinggi. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 60)

Menurut Imam Qotadah yaitu mempunyai sifat mulia yang menjadi bagian Asmaul Husna.
Allah mempunyai sifat yang tinggi.

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi

Sifat yang mulia menjadi bagian dari Asmaul Husna. Allah memiliki 99 nama (asmaul husna), siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari & Muslim)

Maknanya dari ‘menjaga’ adalah dengan menghafalnya, merenungkan makna & konskensinya, dan mengamalkan kandungan maknanya. Asmaul Husna ini menuntut kita untuk bisa memiliki sifat-sifat mulia yang terkandung dari sifat-sifat mulia Allah, agar kita bisa Ikhsan kepada sesuatu.

Dalam salah satu hadis qudsi,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di siang dan malam hari, dan Aku akan mengampuni seluruh dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni dosa-dosa kalian.” (HR Muslim).

Allah suka mengampuni Hambanya, maka kitapun akan selalu memaafkan orang-orang, (sesama). Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima tobat. Berapa besar pun dosa hamba, Allah akan mengampuni hamba-hamba-Nya yang bertobat. Asmaul Husna sangat berhubungan dengan Tazkiyatun Nafs karena akan bisa membersihkan penyakit hati.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لَـقَدْ  جَآءَكُمْ  رَسُوْلٌ  مِّنْ  اَنْفُسِكُمْ  عَزِ يْزٌ  عَلَيْهِ  مَا  عَنِتُّمْ  حَرِ يْصٌ  عَلَيْكُمْ  بِا لْمُؤْمِنِيْنَ  رَءُوْفٌ  رَّحِيْمٌ

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 128)

Asmaul Husna yaitu diambil dari Al Quran yang 99 Nama Allah. Dalam menjalani dan memahami Tahaqquq ini yang perlu disiapkan adalah :

  1. Kita perlu Daftar Asmaul Husna
  2. Kita perlu memahami nama-nama Asmaul Husna
  3. Kita perlu memahami arti dan konskwensi dari Asmaul Husna.

Dalam memahami Asmaul Husna pastikan kita mengikuti para ulama, yaitu :

  1. Menjalankan makna Asmaul Husna sebagaimana makna aslinya, tanpa menyerupakan Allah dengan yang lain. (Ar Rahman, Ar Rahim)
  2. Tidak perlu menghilangkan maknanya.
  3. Tidak perlu membayangkan atau digeser kelain. (atau menyerupai makhluk lain).
  4. Hendaknya kita menterjemahkan sesuai dengan kemuliaan nama dan sifat-sifat Allah.
    yang paling tahu nama Allah dan sifat-sifat Allah yaitu Allah itu sendiri.

Yang paling penting dari amalan Asmaul Husna yaitu mengamalkannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

هُوَ  اللّٰهُ  الَّذِيْ  لَاۤ  اِلٰهَ  اِلَّا  هُوَ   ۚ اَلْمَلِكُ  الْقُدُّوْسُ  السَّلٰمُ  الْمُؤْمِنُ  الْمُهَيْمِنُ  الْعَزِ يْزُ  الْجَـبَّا رُ  الْمُتَكَبِّرُ   ۗ سُبْحٰنَ  اللّٰهِ  عَمَّا  يُشْرِكُوْنَ

“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 23)

Kata Allah berasal dari kata Arab ilah (Tuhan), Dengan awalan “al,” kata ilah menjadi Allah.
Ilah artinya yang disembah yang dinamakan Ibadah. Dalam gramatika bahasa Arab, sesuatu yang mendapat awalan “al” menunjukkan sesuatu yang sudah tertentu dan pasti (Arab: ma’rifah).

Allah adalah nama yang sering dipakai di Asmaul Husna dan digunakan dalam Al Quran seperti Laa ilaha ilallah, Subhanallah, Laa haula walaquwwata illah billah,

  1. Nama Allah ini adalah nama yang harus masuk dihati seorang mukmin, untuk menguatkan Tauhidnya, sampai akhir hidupnya. Allah mempunyai posisi yang khusus untuk memahamkan Tauhid di hati hamba-Nya. Untuk itu kita harus menguatkan Tauhid Al-Uluhiyah sebagai dasar utama dari nama Allah yaitu Allah. Begitu kita dengar Nama Allah, maka Laa ilaha illallah.
  2. Bergetarnya hati ketika disebut nama Allah. Wajilat itu adalah :
  • Takut kepada Allah SWT.
  • Mahabbah kepada Allah SWT.

Begitu kita memahami nama Allah, kita harus ingat dan terus mengingat bahwa Allah adalah tujuan kita. Maknanya yaitu :

  • Dalam rangka akan menghadap Allah
  • ingin mendapatkan Ridho Allah.
  • ingin bertemu dengan Allah.

3 konsekuensi makna ketika melafalkan nama Allah yaitu :

  1. Menguatkan Tauhid Uluhiyah
  2. Nama ini mendapatkan kekhusyuan, ketika disebut nama Allah, hati seorang mukmin bergetar.
  3. Ketika disebut nama Allah, maka Allah yang menjadi tujuan kita.

Wallahu a’lam bishawab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (UZ)

Comments to: KTN63. Tahaqquq (Belajar ilmu dari Asmaul Husna)

Your email address will not be published. Required fields are marked *