Kuliah Keluarga Edisi Ramadhan FHI – Sabtu, 14 Ramadhan 1443 H / 16 April 2022
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Menuju Surga Bersama Keluarga – bagian 2: Syariah
MENJADI KELUARGA ISLAMI
Dalil dan ayat:
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ
Al Ra’d ayat 23 [13:25]
(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
At Tahrim ayat 6 [66:6]
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Hadits Nabi:
“Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (HR Muslim)
“Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya.” (HR Muslim)
Orang-orang mukmin dikumpulkan dengan keluarga besar, ayah, anak, istri yang saleh di antara mereka di surga kelak. Bila ada salah satu anggota keluarga tinggi derajatnya di surga maka anggota keluarga lainnya akan diangkat derajatnya sehingga menyamainya, tanpa mengurangi derajatnya. Para ayah sejak awal mengambil peran mendidik anak supaya menjadi orang saleh, dan merupakan perintah/sunnah dari Allah dan Rasul.
Istilah keluarga surgawi:
- Keluarga yang beriman
- Keluarga yang bertaqwa
- Keluarga yang saleh
Kualifikasi keluarga surgawi:
- Beriman sangat baik
- Taat menjalankan aturan agama, terkait ibadah atau muamalah
- Memiliki akhlak mulia
- Memiliki pandangan hidup islami
- Keberkahan hidup dalam bentuk kebahagiaan, kecukupan, kesehatan, kemuliaan dan keamanan
Contoh keluarga surgawi:
- Keluarga Nabi Ibrahim a.s: Nabi Ibrahim mendapat ujian membawa Hajar ke Mekkah, meninggalkan Hajar sendiri, sampai akhirnya harus menyembelih Ismail. Pada akhirnya Ismail diangkat menjadi Nabi, anak-anak Nabi Ibrahim menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa.
- Keluarga Abu Bakar: Abu Bakar salah satu orang pertama masuk Islam. Mempunyai putri-putri yang luar biasa, Aisyah, Asma’, Ummi Kultsum.
- Keluarga Umar bin Khattab: Umar mempunyai keturunan anak cucu mulai dari Ibnu Umar – Nafi’ – Salim, mereka adalah ulama-ulama besar periwayat hadits yang shahih. Atau disebut juga silsilah emas.
Tantangan keluarga surgawi:
- Kondisi masa kini dengan globalisasi internet: seluruh input dari seluruh dunia masuk sehingga tidak fokus
- Perubahan budaya masyarakat: hedonisme
- Orientasi hidup: pergeseran orientasi dari dunia-akhirat menjadi dunia saja
- Meningkatnya tuntutan hidup: banyak kemauan, halal haram menjadi kabur
Langkah-langkah indah keluarga surgawi:
- Penanaman iman dan nilai iman: mengikuti teladan Nabi
- Pembiasaan ibadah: dibangun pembiasaan dari kecil
- Pencerahan tentang muamalah yang benar: diajari muamalah yang benar sejak kecil, jual beli, pinjam, sewa menyewa
- Pendidikan akhlak di tengah keluarga: pembinaan akhlak secara intens, caranya dengan keteladanan, reward punishment, peraturan
- Pola hidup sehat: menahan keinginan, tidak melebihi batas
- Pembangunan wawasan dengan diskusi dan yang sejenis: tidak hanya mengajari ibadah tapi juga sharing wawasan
- Kembangkan suasana bahagia dan harmonis di tengah keluarga: lebih banyak senyum, humor supaya keluarga bisa bonding
- Sumber nafkah yang terjaga baik: nafkah yang halal
Penutup:
Keluarga surgawi adalah karunia, maka rajinlah berdoa.
TANYA JAWAB
Assalamualaikum Pak Ustad, membentuk keluarga surgawi itu Skupnya sampai mana apakah keluarga inti saja? Untuk terbentuknya keluarga surgawi itu perlu ada kolaborasi dalam anggota keluarga. Bagaimana membangun kolaborasi tersebut?
Bisa mencakup keluarga non inti, misal kakek nenek cucu kebawah, tergantung kemampuan kita. Wajib membangun kolaborasi dan kesepahaman dalam pengasuhan dan budaya keluarga.
Bagaimana agar visi keluarga surgawi itu menjadi visi Bersama, dan bagaimana strategi untuk membangun keluarga surgawi tsb?
Luaskan wawasan dan pandanganmu, bila sempit maka akan susah untuk berkolaborasi. Meningkatkan kecerdasan emosi supaya bisa berkolaborasi dengan orang lain termasuk orangtua/mertua. Sering dialog dan diskusi sehingga terbangun visi bersama.
Bisa diberikan contoh hedonisme dalam Islam?
Ada arus Islamisme yang kuat tetapi sudah terlanjur hedon, salah satu budayanya beragama dengan foya-foya. Misal umroh sambil mampir ke Turki. Apakah itu salah, tidak salah bila tidak melampaui batas.
Bisa dijelaskan bagaimana berkarir dalam Islam?
Tentukan karir sejak kecil dengan anak. Tanyakan apabila sudah berkarir tinggi lalu untuk apa. Supaya bisa timbul pertanyaan, dan diharapkan bisa muncul jawaban untuk agama.
Apa saja doa yang perlu dipanjatkan supaya anak-anak tumbuh menjadi anak shalih dan shalihah?
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun.
Ustadz sering menyampaikan bahwa teknik parenting yang melarang penggunaaan kata-kata negatif itu sudah tidak relevan lagi sekarang (misal: jangan malas, jangan membantah, dst). Apakah tren terakhir yang mungkin sudah semakin relevan dengan ajaran Islam?
Teknik dahulu hanya mengenalkan yang tidak boleh tapi tidak mengenalkan yang boleh. Yang benar adalah seimbang antara keduanya.
Bagaimama membangun kekompakan dlm beribadah di keluarga, dan membangun rasa empati pada sesama dan doa apa agar bisa terkabul agar mendapatkan baiti jannati?
Yang pertama ayah ibu menjadi teladan, sebelum mendidik anak harus mendidik diri sendiri. Pandai-pandailah merayu anak, supaya bisa mengajak ibadah. Begitu pula untuk suami/istri, pandai-pandailah merayu untuk mengajak beribadah. Untuk membangun empati sering-sering datang ke tempat yang menyayat hati misal panti asuhan, kampung kumuh. Sering-sering membaca hadits tentang orang-orang miskin. Doanya Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun.
Bagaimana cara menyamakan suhu dalam beribadah di rumah antar anggota keluarga (suami, istri dan anak) selain qudwah hasanah?
Jadilah ayah ibu yang mempunyai kemampuan mempengaruhi, leadership yang kuat.
Bagaimana hukumnya memindahkan posisi makam / kuburan, misal dari TPU di kota A ke kota B?
Pada dasarnya tidak boleh dipindahkan kecuali ada alasan seperti untuk pelebaran jalan, maka hal itu boleh.
wallahu a’lam bishawab.
Notulensi ditulis oleh tim Formula Hati (GZ).
No Comments
Leave a comment Cancel