Kuliah Al-Hikam – Selasa, 7 Muharram 1445 H / 25 Juli 2023
Pemateri: Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc. MSi.
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
# AL-HIKAM, HIKMAH KE-41 – BUTA MATA HATI
- العَجَبُ كُلُّ العَجَبِ مِمَّنْ يَهْرُبُ مِمَّنْ لا انْفِكاكَ لَهُ عَنْهُ، وَيَطْلُبُ ما لا بَقاءَ لَهُ مَعَهُ. (فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
Sungguh mengherankan, orang yang lari dari sesuatu yang ia tidak bisa terlepas dari-Nya, dan justru mencari apa yang tidak kekal baginya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tapi mata hati yang berada di dalam dada.
Kita seharusnya mendekat dan mengejar yang selalu memberikan kebaikan dan seharusnya kita bersikap biasa saja bagi yang tidak bisa selalu menyertai kita.
Heran sepenuh heran, seorang manusia yang menjauh dari Rabb-nya dan padahal Rabb-nya tidak pernah bisa terpisah darinya dan selalu memberikan kebaikan baginya. Justru mengherankan bahwa seorang manusia itu tidak bisa dekat kepada Allah padahal Allah itu selalu ihsan kepadanya. Manusia justru mencari hal-hal yang tidak kekal baginya yakni dunia. Manusia justru mencari selain Allah dengan memperturutkan syahwatnya, mengikuti setan dan hawa nafsunya.
Dari hikmah ini, Ibnu Athailah jelas sekali mengingatkan kepada kita agar yang dicari dan didekati itu hanyalah dan seharusnya hanyalah Allah ta’ala karena Dia yang selalu dekat dan berbuat baik kepada kita. Selain Allah itu tidak akan pernah bersama kita. Oleh karena itu, kita juga harus mendekat kepada yang selalu mendekat kepada kita.
Pelajaran dari hikmah:
- Kejarlah yang selalu membersamai kita dan bukan mengejar yang tidak kekal yakni dunia.
- Untuk mendekat kepada Allah, ada amal fardhu dan amal sunnah.
- Perlunya memahami konsep dalam mengejar dunia dan akhirat.
- Perlunya menghindarkan mata hati agar tidak buta dan menjadikannya cemerlang dan tajam.
Hal-hal yang membuat kita dekat kepada Allah:
Amal Fardhu, baik fardhu yang bersifat hati, lisan atau amal perbuatan
Amal hati; contohnya ikhlas, iman, syukur, sabar, zuhud
Amal lisan; contohnya jujur, syahadat
Amal perbuatan; contohnya shalat fardhu, makan yang halal
Amal Sunnah
Amal lisan; contohnya senyum, salam
Amal perbuatan; contohnya shalat sunnah
Prioritas seorang hamba Allah
Di dalam Hadits Qudsi disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, pasti Aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku lindungi.’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6502]
Seorang hamba Allah itu harus mendekat kepada Allah dan menjauh kepada selain Allah. Dunia itu ditempatkan secara proposional. Jangan sampai kita berlebihan sampai-sampai mencintai dunia sehingga akhirat terbengkalai atau berlebihan mengejar akhirat sampai dunia terbengkalai. Prioritas utama adalah akhirat dan dunia tidak dilupakan. Dunia ditempatkan sebagai support untuk kesuksesan akhirat.
Konsep dasar amal perbuatan manusia di dunia
- Konsep ideal: mencari akhirat dan tidak lupa dunia. Dunia ditempatkan sebagai support bagi akhirat. Kita bekerja karena merupakan perintah Allah. Kita membangun bisnis karena merupakan perintah Allah.
- Mencari akhirat yang utama dan dunia hanya sebagai sampingan. Di konsep ini, dunia tidak ditempatkan sebagai support system bagi akhirat. Dunia hanya dijalani ala kadarnya.
- Seimbang. Akhirat dan dunia dikejar secara proposional.
- Sangat mengejar dunia dan mengejar akhirat ala kadarnya.
- Hanya mengejar dunia dan meninggalkan akhirat.
Yang diizinkan adalah hanya level 1, 2 dan 3 di atas.
Mata hati yang buta
Jika kita hanya mengejar dunia, maka hal ini adalah mengherankan. Bagaimana bisa seseorang mengejar dunia siang dan malam untuk sesuatu yang tidak kekal bersamanya? Padahal hal yang dikejar ini tidak akan lama bersamanya. Situasi ini disebabkan hati yang buta sehingga tidak bisa melihat yang sebenarnya. Mata hatinya buta sehingga tidak mengenal hakikat-hakikat. Yang selalu menyertainya ditinggalkan dan yang akan meninggalkannya dikejar-kejar.
Oleh karena itu, agar keheranan-keheranan ini tidak menimpa kita, maka kita perlu mengasah agar mata hati ini terbuka. Kita memiliki bashirah atau mata hati yang tidak buta.
Istilah yang terkait dengan mata hati yang buta:
- Hati yang buta.
- Hati yang keras. Karena hatinya keras maka hatinya tidak mudah dinasehati.
- Hati yang sakit, yakni sakit berupa keraguan yang menimpa orang munafik. Hati orang yang sakit hatinya itu tidak sehat dan menjadi buta.
- Hati yang mati. Ibarat badan, ruhnya sudah dicabut. Hati yang mati ini semakin bau dan kelakuannya menjadi semakin tidak baik.
Kita harus selalu bisa agar bisa menjauhi hal-hal yang membuat mata hati ini buta. Keheranan-keheranan yang terjadi ini harus dijaga betul agar tidak terjadi. Ketika keheranan-keheranan atau keanehan-keanehan ini dibiarkan, maka hal ini menjadi berbahaya. Keanehan ini membuat kita menjauh dari Allah dan mengejar kepada selain Allah.
Agar mata hati tidak buta:
- Memperbanyak dzikrullah. Dzikrullah itu menjadikan hati lembut, sehat dan melihat kembali.
- Memperbanyak tilawah Qur’an. Ini adalah kebiasaan orang shaleh dan merupakan penerang hati dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hati.
- Memperbanyak ilmu. Kita perlu rajin mengaji agar terhindar dari keburukan
- Mencari lingkungan yang baik.Orang bisa jatuh buruk karena lingkungan
Agar mata hati semakin cemerlang dan tajam:
- Tafakkur (terhadap alam semesta)
- Tadabbur (terhadap ayat Allah di al-Qur’an)
- Tadzakkur
Mata hati yang tajam ini bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah, dan yang perlu atau yang tidak perlu.
Sebuah syair menyebutkan:
Kelezatan-kelezatan itu hilang duhai orang yang terus meraih syahwatnya karena kemaksiatan. Dan dosa dan aib itu akanlah tetap.
Akibat dari perbuatan buruk itu akan terus menyertai seseorang. Kenikmatan dari dosa itu sebentar namun akibat perbuatan dosanya itu sangatlah lama di neraka nanti. Naudzubillah. Hal ini terjadi karena hati yang buta.
Pesan utama di dalam mensucikan hati (tazkiyatun nafs):
- Istiqamah
- Selalu memperbaiki diri setiap hari
- Melakukan amalan-amalan yang bisa mendukung proses perbaikan diri
Istiqamah
Kita harus mengasah mata hati agar bisa terbuka dan tajam. Proses ini adalah proses panjang yang akan mengalami jatuh bangun. Hal ini membutuhkan ketekunan yang luar biasa dan membutuhkan waktu. Hal utama dalam bab ini adalah istiqamah dan tidak kenal lelah dalam memperbaiki diri.
Selalu memperbaiki diri setiap hari
Seseorang lebih sering memperbaiki diri ketimbang menasihati orang lain. Ia lebih suka memperbaiki dirinya ketimbang menasihati orang lain.
Melakukan amalan-amalan yang bisa mendukung proses perbaikan diri
Amalan tambahan ini bisa menambal hal-hal yang masih kurang dari proses perbaikan diri.
Kita perlu fokus memperbaiki diri dan istiqamah di dalamnya agar menjadi orang yang dicintai Allah SWT.
TANYA JAWAB
Mengingat dosa-dosa kita yang lalu begitu banyak tak terhitung, amalan apa yang dapat membebaskan kita dari azabnya?
- Bertaubat setiap hari
- Mempunyai amalan tambalan. Ikutilah keburukan dengan kebaikan. Misal: shadaqah, berwudhu, shalat, shaum, akhlak mulia
- Merencanakan amal yang langgeng / panjang, misal formula hati mendorong untuk waqaf masjid, penyusunan buku dan pendirian majelis ta’lim
Wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)
Kutipan hadits:
Sumber https://rumaysho.com/24997-hadits-arbain-38-menjadi-wali-allah-dengan-amalan-wajib-dan-sunnah.html
No Comments
Leave a comment Cancel