Kajian Akhlak dan Adab – Rabu, 17 Dzulqa’dah 1444 H / 7 Juni 2023
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
SEJENAK BERSAMA AL-QUR’AN: QS AL-HUJURAT (49):9
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ﴿ ٩﴾
[49:9] Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
Ayat ini memberikan satu gambaran yang mungkin terjadi di antara orang muslim. Sesungguhnya orang muslim itu saling menjaga ukhuwah. Namun jika ada dua kelompok mukmin saling membunuh, maka damaikanlah diantara keduanya.
Pelajaran dari ayat:
- Kondisi dasar (ideal) orang-orang mukmin adalah bersaudara. Namun kondisi dasar ini bisa jadi tidak terjadi, yakni adanya peperangan di sesama mukmin. Jika demikian, harus ada pihak yang mendamaikan. Harus ada usaha untuk mencapai kondisi yang bagus atau ideal tadi.
- Dalam perjalanan hidup orang mukmin, keadaan tidak ideal itu berpeluang untuk terjadi. Situasi tidak ideal itu bisa jadi sampai pada kondisi yang ekstrim yakni saling memerangi. Kita harus siap mental kalau hal ini terjadi, misalkan jika terjadi ketidaksepakatan dan saling menjelekkan.
- Dalam situasi yang tidak ideal, kita tetap diperintahkan untuk mencapai situasi yang ideal, yakni harus ada islah untuk mencapai yang terbaik. Ketika menghadapi situasi buruk, kita tidak boleh menyerah dan pergi. Harus ada kesungguhan untuk mencapai idealisme kembali.
- Proses menuju idealisme yakni islah diantara kedua belah pihak, maka boleh dengan ada harga yang dibayarkan. Jika satu pihak masih bersikeras, maka perintahnya adalah dengan memerangi yang tentunya akan membutuhkan kekuatan.
BAHAYA MENYULITKAN ORANG LAIN
Akhlak yang baik adalah perilaku yang mudah dan memudahkan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi. Contoh memudahkan orang ini seperti pada urusan jual beli. Allah akan memudahkan urusan orang yang memudahkan orang lain.
Namun, tidak sedikit juga orang yang terjebak kedalam akhlak yang sebaliknya, yakni menyulitkan orang lain. Ada kondisi berat atau sulit yang diberikan kepada orang lain. Seseorang dikatakan sulit ketika ia tidak lapang dalam perkara-perkaranya.
Akhlak menyulitkan ini berlaku bagi diri sendiri ataupun orang lain. Seseorang itu sebenarnya didorong untuk mengambil hal yang mudah baik untuk urusan agamanya maupun urusan dunianya. Contoh urusan dunia seperti pilihan pakaian, makanan, bentuk rumah, dan sebagainya. Ini adalah profil Nabi. Ketika seseorang itu menyulitkan diri sendiri, misal karena dasarnya pelit atau adanya kesombongan, maka ia akan cenderung menyulitkan orang lain juga.
Kita dilarang menyulitkan diri dalam urusan agama. Jika ada satu kasus dan ada beberapa pilihan, agama mengajarkan kita untuk mengambil yang mudah.
# Dalil di dalam al-Quran dan Sunnah:
QS At Thalaq (65):6
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ وَلَا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ ۚ وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّىٰ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۖ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ ۖ وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَىٰ ﴿ ٦﴾
[65:6] Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
Hadits Riwayat Imam Abu Dawud:
Dalam kitab Sunan-nya pada bab al-Hasad, Hadits nomor 4258:
“Dari Anas ….. Sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: “Janganlah kalian perberat diri kalian hingga Allah akan memperberatmu. Sungguh, ada suatu kaum yang suka memperberat diri mereka lalu Allah memperberat bagi mereka. Itulah pewaris-pewaris mereka yang ada di dalam biara-biara dan tempat peribadatan. Firman Allah: (Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya….)’ (Qs. Al-Hadid: 27).
Ada kaum yang memperberat diri mereka sendiri maka Allah memperberat diri mereka. Ada urusan kependetaan yang mereka buat-buat sedangkan Allah tidak menetapkan urusan ini. Ada orang-orang yang berlebihan dalam urusan agama, misal tidak menikah dan tinggal seterusnya di rumah ibadah atas nama agama. Namun, Islam tidak mengajarkan hal ini.
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa Nabi melarang kita untuk menyulitkan diri sendiri.
Hadits Shahih Bukhari Muslim
Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”
Kemudian, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 5063); Muslim (no. 1401)
Kalau kita memudahkan diri kita dan orang lain, maka Allah akan memudahkan diri kita di akhirat nanti. Mudahkanlah, jangan persulit. Kita menjadi seseorang yang mudah.
Hadits Bukhari Muslim
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami. (HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no. 284)
Nabi mengajarkan kepada kita untuk memudahkan. Yang terkadang membuat sulit itu adalah sifat riya.
# Pernyataan Ulama
- Agama ini berat. Barangsiapa yang tidak sabar, maka akan ditinggalkan. Hendaklah seseorang mengambil yang ia mampu. Jika engkau perberat, maka akan semakin berat karena dasarnya sudah berat. Ambillah karena engkau tidak mengetahui kapan ajalnya datang.
- Ibnu Hajar mengatakan bahwa tidaklah seseorang terlalu berlebihan dalam urusan agama dan ia tidak menyayangi dirinya/ kecuali ia akan menjadi lemah dan futur.
# Dampak Akhlak Menyulitkan
- Banyak memberikan mudharat kepada dirinya, baik untuk urusan dunianya maupun agamanya
- Termasuk ke dalam perilaku yang tidak pantas. Ketika seseorang sulit beradaptasi, ia bisa jadi bersikap tidak pantas
- Menimbulkan situasi buruk untuk orang lain
- Putusnya banyak kebaikan
# Mengapa ada karakter menyulitkan?
- Kurangnya ilmu. Seseorang yang kurang ilmu agama akan cenderung menyulit-nyulitkan dalam beragama
- Karakter dasarnya sudah seperti ini, yakni berlebihan dalam menyikapi masalah.
- Rakus, sehingga tidak mudah untuk berbagi.
- Overthinking, yakni berlebihan dalam berpikir.
- Salah didik atau salah asuhan.
- Kurangnya humanisme. Ia tidak berempati dengan orang lain dan cenderung individualis.
wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)
No Comments
Leave a comment Cancel