1. Arsip Kajian Cabang Iman (KCI)

KCI72. (49) Menaati Ulil Amri

Kajian Cabang Iman – Jum’at, 13 Jumadil Akhir 1444H / 6 Januari 2023

‎بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

# Sejenak Bersama Al-Qur’an QS Al Fath (48): 24

وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
[48:24] Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Pelajaran Ayat

  • Dalam Islam ada berbagai cara untuk kemenangan: dengan diplomasi (Islamnya orang Madinah), dengan perang, dengan didatangi pasukan tapi tidak perang (seperti orang Mekah)
# Cabang Iman ke 49 – Menaati Ulil Amri

Dasar hukum:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (An Nisa: 59)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang taat kepada kepada pemimpinnya, maka ia taat kepadaku, barangsiapa taat kepadaku, maka ia taat kepada Allah, barangsiapa menentang pemimpinnya, maka ia menentangku, barangsiapa menentangku, maka ia menentang Allah.”

Siapakah Ulil Amri:
Menurut sebagian ulama: ulil amri adalah pemimpin perang
Menurut sebagian ulama lain: ulil amri adalah para ulama

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya ulama adalah ahli waris para Nabi” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

Pada jaman Khulafaur Rasiyidin: memilih pemimpin dari kalangan ulama (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali)
Pada jaman Bani Umayyah: memilih pemimpin dari keturunan, terjadi pemisahan ulama (pemimpin masalah hukum & agama) dan umara (pemimpin militer & politik)

Hadits dhaif:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Ada dua golongan di antara umat manusia yang apabila keduanya baik maka akan baiklah seluruh manusia, dan apabila kedua golongan itu rusak maka rusaklah seluruh manusia, yaitu ulama dan umara” (HR. Abu Nu’aim)

Taat kepada umara: selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, selama masih shalat wajib taat kepada mereka
Menasehati umara yang keliru: secara personal, dengan baik-baik, tidak menyakiti
Pemimpin tidak boleh menyakiti rakyatnya, dan begitu pula rakyat tidak boleh menyakiti pemimpinnya, tidak membuka aib.

Rasulullah SAW bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian dengan taqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun dia adalah budak Habasyah”


TANYA JAWAB
-*————–
Dimana batas kita harus diam atau mulai menasehati pemimpin?
Tergantung kemaslahatan, yang jelas Nabi menyuruh kita menaati dan memegang tangan pemimpin. Tunduk kepada seluruh proses dakwah, tidak boleh membongkar kesalahannya, jika ada kesalahan disampaikan langsung dari dekat bukan dari jauh.

Ijin bertanya, akhir-akhir ini banyak pemimpin yang non-muslim. yang menjadi tantangan adalah pemimpin tersebut berusaha memasukkan team nya yang non-muslim juga. Bagaimana sikap kita menghadapinya?
Faktanya situasinya sekarang adalah kontestasi, untuk itu kaum muslimin harus terus mengasah diri terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Supaya piawai dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.

wallahu a’lam bishawab.
Notulensi ditulis oleh tim Formula Hati (GZ).

Comments to: KCI72. (49) Menaati Ulil Amri

Your email address will not be published. Required fields are marked *