Kajian Cabang Iman – Jum’at, 29 Jumadil Awal 1444H / 23 Desember 2022
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
# Sejenak Bersama Al-Qur’an QS Al Fath (48): 21
وَأُخْرَىٰ لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
[48:21] Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
# Pelajaran Ayat
- Beberapa fadilah kepada orang yang taat kepada Allah, akan diberikan kemenangan yang tidak dia sangka-sangka
- Bahwa banyak hal-hal yang akan didapatkan kaum muslimin dari ketaatannya
- Semakin meyakini bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
# Cabang Iman ke 47 – Bertaubat dari Setiap Perbuatan Dosa
Taubat nasuha: taubat yang tulus tidak mengulangi kesalahan. Taubat merupakan kewajiban dan keniscayaan.
Dasar hukum
Dari Ibnu ‘Umar ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali. ‘” (HR Muslim)
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR at-Tirmidzi)
Beda istighfar dan taubat:
- Istighfar: minta ampun kepada Allah tanpa ada komitmen yang tinggi
- Taubat: minta ampun kepada Allah disertai komitmen yang tinggi untuk tidak mengulangi
Rukun taubat:
- Menyesali: jika tingkat penyesalan rendah maka sulit bertaubat
- Berhenti dari kesalahan
- Tidak mengulangi
- Jika kesalahan terkait dengan orang maka wajib meminta maaf
Syarat yang harus dipenuhi sebelum taubat:
- Dia paham betul konsekuensi dosa (azab dari Allah, kehilangan kesempatan mendapat surga, dengan dosa kehilangan barokah)
- Dia tahu bahwa yang dia perbuat itu dosa
- Ada kerendahan hati, tidak tercampur kesombongan
Pra-syarat sebelum syarat taubat:
Tahu persis ukuran hidup, seperti para salafus salih mereka sangat takut berbuat dosa
Hal-hal yang menyertai taubat:
- Muhasabah: menyesali
- Inabah: kembali kepada Allah, menjadi hamba yang baik
TANYA JAWAB
Taubat meliputi penyerahan diri dan kita harus konsisten taat kepada Allah. Bagaimana jika ketika taubat hanya meninggalkan dosa tapi tidak menjalankan perintah Allah, apakah sudah dianggap bertaubat?
Artinya orang itu bertaubat dari sesuatu tapi belum taubat dari hal lainnya. Jadi belum sempurna taubatnya. Baru taubat dari suatu dosa tapi belum bertaubat dari dosa lainnya.
Misalnya di luar waktu shalat berbuat suatu kesalahan, lalu seketika itu bertaubat/beristigfar. Apakah itu sah?
Secara hukum sah karena taubat tidak harus pada ketika ibadah, bisa dimanapun kapanpun, bisa dengan berdoa, sujud ataupun ketika shalat.
Ijin bertanya, bolehkan orang mencari pahala atau menghitung-hitung pahala secara instan. Misalnya kalau sholat di Masjidil Haram pahalanya 100 ribu kali sehingga jika dosanya banyak akan berpotensi Allah ampuni. Apakah taubat yang seperti ini diperbolehkan? Orang tersebut akhirnya memperbanyak umroh. Supaya dengan fadilah-fadilah umroh dosa-dosa bisa diampuni. Jazakallah khair.
Kalau dikatakan boleh, ya boleh saja. Hitungan pahala ini lah yang diharapkan menghapus dosa. Tetapi hati-hati jika hitungannya salah, karena ada perkara yang kita hitung tidak sesuai dengan hitungan dari Allah. Yang valid adalah hitungan Allah.
Assalamu’alaikum Ustadz, ijin bertanya, Apakah bila sudah bertaubat nasuha, kita bisa merasakan Allah sudah memberikan ampunan atas taubat kita? Jazaakumullah khairan katsira.
Tidak ada bukti nyata yang dapat dikemukakan di dunia, sebagaimana kita tidak tahu amal kita diterima atau tidak. Tetapi ada indikasi antara lain:
- Apakah ada rasa suka kepada kebaikan dan rasa benci kepada keburukan
- Apakah ada kebaikan yang terus bertumbuh
wallahu a’lam bishawab.
Notulensi ditulis oleh tim Formula Hati (GZ).
No Comments
Leave a comment Cancel