1. Arsip Kajian Cabang Iman (KCI)

KCI68. (45) Ikhlas Dalam Beramal karena Allah Azza wa Jalla

Kajian Cabang Iman – Jum’at, 15 Jumadil Awal 1444H / 9 Desember 2022

‎بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

# Sejenak Bersama Al-Qur’an QS Al Fath (48): 18-19

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
[48:18] Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
[48:19] Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

# Pelajaran Ayat

  • Ada penegasan dari Allah kepada para sahabat yang ikut dalam Baiatur Ridwan, bahwa akan mendapat ridha-Nya
  • Orang yang sungguh-sungguh taat, dalam situasi seperti apapun Allah akan berikan ketenangan, kekuatan
  • Dari Baiatur Ridwan Allah memberikan kabar baik kepada para sahabat bahwa akan ada kemenangan yang besar
Cabang Iman ke 45 – Ikhlas Dalam Beramal Karena Allah Azza wa Jalla

Dasar hukum:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al Bayyinah: 5)

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (Asy Syura: 20)

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Hud: 16)

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Al Kahfi: 110)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memperdengarkan (menyiarkan) amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya. Dan barangsiapa beramal karena riya’, maka Allah akan membuka niatnya (di hadapan manusia pada hari Kiamat).” (HR Bukhari)

Suatu perbuatan tidaklah diterima kecuali dasarnya ikhlas. Yakni hanya Allah tujuannya.
Kalau tujuannya Allah berarti ikhlas. Kalau tujuannya selain Allah maka tidak ikhlas.
Ikhlas punya posisi sangat tinggi, sebagai syarat utama diterimanya amal.

Definisi Ikhlas

  • Secara bahasa ikhlas maknanya murni.
  • Secara istilah maknanya memurnikan tujuan amal hanya untuk Allah, tidak dicampur dengan yang lain sedikitpun.

Ulama membagi ikhlas menjadi 2 tingkatan:

  • Untuk menggapai ridha Allah
  • Untuk mendapatkan surga dari Allah dan diselamatkan dari azab Allah

Ada 3 rukun ikhlas:

  • Hanya ada satu tujuan, hanya Allah atau mendapatkan pahala dari Allah
  • Melaksanakan amal sesuai dengan ilmu
  • Sungguh-sungguh dalam melaksanakan amal

Langkah-langkah untuk ikhlas:

  • Ma’rifatullah, jika kita tahu yang memiliki semuanya adalah Allah maka kita akan berharap hanya kepada Allah bukan kepada yang lain
  • Mengenali diri/orang lain, jika kita benar-benar mengenali orang maka kita sadar bahwa tidak akan pengaruhnya orang tersebut kepada diri kita
  • Banyak berdzikir, selalu yang diingat adalah Allah
  • Memperbanyak amal, jika amal sering dilakukan maka akan lebih mudah untuk ikhlas

TANYA JAWAB

Assalamualaikum. Pak ustad tujuan ikhlas itu yg lebih baik untuk mendapat pahala dari Allah atau mendapat kasih sayang Allah?
Yang lebih baik itu mendapat ridha Allah. Sementara kalau urusan pahala itu mendapat

Jika kita memberi awalnya kita ikhlas, tapi di kemudian berubah tidak ikhlas karena sikap dari orang yang diberi. Bagaimana supaya kita bisa tetap ikhlas?
Hal ini karena belum sempurnanya ikhlas, karena kalau sudah ikhlas maka tidak akan ngedumel. Yang perlu diperbaiki adalah kualitas tujuan, sehingga ketika memberi ya tidak kemana-mana, tidak terpengaruh dari respon orang yang diberi.

Ustadz terkait dgn ridho, saya pernah liat di youtube ada seorang ustadz mengatakan bahwa ada seseorang masuk surga tapi tidak mendapatkan ridho Allah karena saat di dunia orang tsb tidak ridho pada takdir Allah. Bisakah masuk surga tanpa ridho Allah?
Kalau orang masuk surga maka otomatis Allah akan ridha, maka pernyataan tersebut agak kontradiktif.

Ijin bertanya, jika kita memberikan sesuatu kepada orang itu dengan ikhlas. Dalam perjalanan yang kita berikan malah dipakai buat hal yang tidak baik. Ada rasa penyesalan memberi karena dipakai tidak baik. Dan timbul perasaan jangan-jangan harta kita kurang berkah karena dipakai buat maksiat. Sehingga jika memberi jadi mikir-mikir, sebaiknya siapa yang diberi agar pemberian kita bermanfaat. Yang seperti itu bagaimana Ustadz? Jazakallah khair
Ini situasi batin yang dapat diterima dan tepat. Itu bagian dari ilmu supaya harta yang diberikan dapat bermanfaat banyak.

Ustadz saya mengurus makanan anak-anak Tahfiz binaan kami, tapi tidak ada yang membantu saya. untuk membayar orang membantu belum ada dana kami, karena tidak ada donator tetap. Kadang saya mengeluh karena lelah, apakah ini kategori tidak ikhlas? Kadang jengkel dengan anak-anak yang suka sembarangan dalam segala hal, makanan, kebersihan dll. Bagaimana cara saya bertaubat agar saya ikhlas dan tidak berat melakukan semua pekerjaan untuk anak-anak Tahfiz ini?
Perlu dipahami antara ikhlas dengan ridha. Ikhlas bicara tentang tujuan bukan tentang sikap menerima. Ketika tujuannya adalah ikhlas maka bisa berpengaruh kepada hati yang ridha, jika sudah ikhlas maka hatinya akan ridha. Jika terjadi seperti tidak ridha maka kita bisa beristigfar dan taubat.

wallahu a’lam bishawab.
Notulensi ditulis oleh tim Formula Hati (GZ).

Comments to: KCI68. (45) Ikhlas Dalam Beramal karena Allah Azza wa Jalla

Your email address will not be published. Required fields are marked *