1. Arsip Kajian Akhlak dan Adab (KAA)

KAA57. Akhlak Buruk ~ Khianat

Kajian Akhlak dan Adab – Rabu, 27 Jumadil Awal 1444 H / 21 Desember 2022

‎بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

# Sejenak Bersama Al-Qur’an: Surat Yusuf (12): 101

رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿ ١٠١﴾

rabbi qad aataytanii mina almulki wa’allamtanii min ta/wiili al-ahaadiitsi faathira alssamaawaati waal-ardhi anta waliyyii fii alddunyaa waal-aakhirati tawaffanii musliman wa-alhiqnii bialshshaalihiina

[12:101] Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta´bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.

Pelajaran dari ayat

  1. Termasuk doa yang baik sekali untuk diamalkan, sebab didalamnya ada kandungan:
    (1.a) ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah
    (1.b) pengagungan sifat² Allah yakni Allah Pencipta langit dan bumi serta Allah adalah pelindung manusia di dunia dan akhirat
    (1.c) agar mati dalam keadaan Islam dan dikumpulkan bersama orang² soleh.
  2. Pentingnya bersyukur kepada Allah dengan menyebutkan pemberian²-Nya, mengakui nikmat²-Nya
  3. Senantiasa memuji dan mengagungkan Allah dengan menyebut sifat²-Nya dan apa² yang diciptakan-Nya
  4. Mengamalkan doa² para Nabi

BAHAYA KHIANAT

Secara bahasa, makna khianat adalah menyelisihi / tidak menepati, lawannya amanah. Secara istilah, Al Imam Ar Raghib mengatakan khianat adalah menyelisihi kebenaran dengan cara melanggar janji dalam kerahasiaan (di belakang). Kalau menyelisihinya tampak itu bukan khianat, tapi menentang.

Ibnu ‘Asyur mengatakan hakikat khianat yaitu mengerjakan amanah di luar yang diamanahkan, tanpa sepengetahuan yang memberi amanah. Kalau sepengetahuan yang memberi amanah maka tidak disebut khianat. Ibrahnya adalah jika kita mendapat amanah dan kemudian dirasa tidak mampu menjalankannya, maka kita perlu memberi tahu kepada yang memberi amanah agar diri kita tidak jatuh pada sifat buruk ini.

Khianat dan korupsi
Bentuk khianat di masa kini adalah perilaku korupsi (menyalahgunakan jabatan / kekuasaan) dan mencuri (mengambil hak dengan rahasia). Khianat (korupsi) dan mencuri: sama² menyelisihi.

Khianat adalah ketika seseorang diberi amanah lalu mengambil tanpa sepengetahuan orang yang memberi amanah. Mencuri adalah mengambil harta orang lain dengan rahasia dari beberapa prosedur dan tidak harus berupa amanah. Mencuri lebih umum prosesnya dan khianat lebih umum urusannya. Kalau amanah bisa urusan harta dan non harta sedang kalau mencuri hanya urusan harta.

Khianat dan nifak
Keduanya sama² menyelisihi. Nifak itu lebih umum dan khianat bagian dari nifak. Itu sebabnya orang nifak itu otomatis khianat. Khianat itu lebih ke arah urusan amanah dan janji sedang kalau nifak lebih ke urusan agama.

Dalil Qur’an yang berbicara soal keburukan khianat

QS Al-Anfal ayat 27, artinya “Wahai orang² yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

QS An-Nisa’ ayat 105, artinya “………dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena membela orang yang berkhianat.”

QS Al-Anfal ayat 71, artinya “Tetapi jika mereka hendak mengkhianatimu maka sesungguhnya sebelum itu pun mereka telah berkhianat kepada Allah……”

QS Yusuf ayat 52, artinya “(Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia (raja ‘Aziz) mengetahui bahwa aku benar² tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada di rumah, dan bahwa Allah tidak meridhoi tipu daya orang² yang berkhianat (berbuat zina).”

QS Al-Anfal ayat 58, artinya “Dan jika engkau khawatir akan terjadinya pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat.”

QS Al-Hajj ayat 38, artinya “Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.”

QS An-Nisa’ ayat 107, artinya “Dan janganlah kamu berdebat untuk membela orang² yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang² yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa.”

QS At-Tahrim ayat 10, artinya “………….lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya …..”

Dalil Sunnah yang berbicara soal keburukan khianat
Bahaya khianat disebutkan juga di sunnah² Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu:

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: (1) jika diberi amanah, khianat; (2) jika berbicara, dusta; (3) jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; (4) jika berselisih, dia akan berbuat zalim (melampaui batas).” HR Muslim no. 58

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan karena sesungguhnya ia adalah sejelek-jeleknya teman tidur, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat khianat karena sesungguhnya ia adalah sejelek-jeleknya kawan dekat.” HR Ibnu Majah.

Dari ‘Imran bin Hushain ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang hidup pada masaku, kemudian orang² pada masa berikutnya (Tabi’in), kemudian orang² pada masa berikutnya (Tabi’ut tabi’in).” ‘Imran berkata, “Saya tidak tahu apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ‘orang² sesudah masa beliau’ dua atau tiga kali.” “Setelah itu akan datang orang² yang memberikan kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernazar namun tidak melaksanakannya dan diantara mereka tampak gemuk.”

Ada ungkapan dari salafussoleh, diantaranya:

Anas bin Malik mengatakan, “Kalau di rumah itu ada khianat maka hilang keberkahan.”
Mujahid mengatakan, “Orang yang suka makar, intrik, menipu, khianat tempatnya di neraka; bukan termasuk akhlaknya orang mukmin.”

Maimun bin Mihran mengatakan, “3 perkara, muslim dan kafir diperlakukan sama: kalau kau berjanji maka kau harus memenuhi janjinya baik kepada muslim atau kafir karena janji itu kepada Allah; kalau kau punya hubungan kerabat dengannya maka kau harus menyambungnya baik itu muslim atau kafir; kalau kau diamanahi maka kau harus penuhi amanahnya baik itu muslim atau kafir.”

Al Mawardi mengatakan, “Saya baca di kitab² terdahulu, termasuk yang akan disegerakan azabnya dan tidak akan diakhirkan yaitu jika ada amanah dikhianati, kebaikan diingkari, hubungan kerabat diputus, dan ada kezoliman diantara manusia; seandainya tidak ada keburukan tentang khianat -itu cukuplah, kecuali bahwa ia akan mendapatkan kehinaan dalam dirinya itu cukup menjadi sesuatu yang harus dihindari.”

Al Harits Al Muhasibi mengatakan, “3 perkara kemuliaan: pertama, wajah tampan bersama penjagaan diri yakni tidak berbuat maksiat; kedua, akhlak yang baik bersama agama yang baik; ketiga, persaudaraan yang baik bersama amanah.”

Dampak atau bahaya khianat:

  1. akan mendapatkan murkanya Allah
  2. akan menjadi situasi yang buruk di tengah masyarakat karena mulai muncul saling tidak percaya dan saling menyakiti diantara mereka
  3. masuk kategori nifak
  4. jalan yang cepat untuk mendapatkan kehinaan di dunia dan azab di akhirat
  5. menyuburkan penipuan, suap, pencurian, korupsi dan seterusnya
  6. akan mendapatkan kondisi berat kelak di akhirat sebagaimana hadits adanya orang bangkrut di akhirat

Hukum khianat
Sebagian besar ulama mengatakan, seperti Imam Adz Dzahabi dan Ibnu Hajar Al-Haitami, bahwa khianat itu termasuk dosa besar, dalilnya QS Yusuf ayat 52 dan karena khianat merupakan bagian dari kemunafikan.

Yang mendasari orang jatuh pada khianat

  1. karena lemahnya iman/agama, ini bisa menumbuhkan banyak penyakit salah satunya khianat
  2. kelemahan mental seperti tidak berani, takut, minder
  3. tingginya obsesi, banyaknya keinginan yang tidak disertai dengan kemampuan
  4. karena sudah ada pembukanya yakni suka dusta
  5. membalas khianat orang terhadap dirinya

Cara menyelesaikan sikap khianat

  1. harus ada pendidikan agama yang kuat, pendidikan iman
  2. perlu proses penguatan mental, seperti keberanian ketangguhan
  3. memoderasi cita² / keinginan
  4. mencoba memilih kawan/mitra/pasangan yang amanah sehingga tidak jadi korban khianat
  5. berdoa

Beberapa pilihan do’a
“Allaahumma ahsanta kholqii fa-ahsin khuluqii.” Artinya “Ya Allah, Engkau telah memperbagus penciptaanku, maka baguskanlah akhlakku.” H.R. Ahmad no.3823 dan dishahihkan oleh Al-Albani.

“Allaahummahdinii li-ahsanil akhlaaq, laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wash-rif ‘annii sayyi-ahaa, laa yash-rifu ‘annii sayyi-ahaa illaa anta.” Artinya “Ya Allah, tunjukkanlah aku kepada akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Dan palingkanlah dariku kejelekan akhlak, tidak ada yang dapat memalingkannya dariku kecuali Engkau.” H.R. Muslim no. 771

“Allaahummahdinii li-ahsanil a’maal, wa ahsanil akhlaaq, laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wa qinii sayyi-al a’maal, wa sayyi-al akhlaaq, laa yaqii sayyi-ahaa illaa anta.” Artinya “Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku untuk berbuat sebaik-baik amalan, sebaik-baik akhlak, tidak ada yang bisa menunjuki untuk berbuat sebaik-baiknya kecuali Engkau. Dan lindungi kami dari jeleknya amalan dan jeleknya akhlak, dan tidak ada yang melindungi dari kejelekannya kecuali Engkau.” H.R. Nasa’i no. 896 dan dishahihkan oleh Al-Albani

“Allaahumma innii a’uudzu bika min munkarootil akhlaaq wal a’maal wal ahwaa’ wal adwaa’.” Artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, amal, hawa nafsu dan penyakit.” H.R. Tirmidzi no. 3591 dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ no. 1298

PERTANYAAN

Q : Apa dasar pemikiran manusia berbuat khianat? Pelakunya disebut apa?
A : Bisa karena kelemahan agama, ketaatan kepada Allah yang lemah yang berdampak pada tumbuhnya sifat² buruk, juga karena memang memiliki karakter itu, hasad yang berlebihan yang tidak diikuti kemampuan juga melahirkan sifat khianat, ingin menjaga kepentingannya tapi tidak cukup berani untuk mejalankannya di depan, jadinya mengambilnya lewat belakang. Orangnya disebut pengkhianat.

Q : Amanah itu ada di masing² diri sesuai perannya, misal istri amanah sama suami, dst. batasannya dimana seseorang itu disebut tidak amanah?
A : Sebagai referensi bisa simak rekaman kajian cabang iman ke-35. Amanah Allah kepada manusia ada dua kategori: amanah menjalankan agama ini dan amanah atas hal² yang Allah berikan kepada kita. Di dalamnya ada amanah di antara sesama manusia, amanah harta dari orang ke orang. Supaya kita amanah, maka kita harus tahu semua kewajiban yang melekat pada amanah itu. Misal ketika Allah menyuruh kita dalam banyak hal dan kita taat, maka itulah yang disebut ketaatan. Kalau amanah di luar agama, harus tahu tupoksinya apa saja. Di konteks suami isteri berarti disitu ada hak dan kewajiban. Di konteks orangtua dan anak dan yang lainnya, masing² ada tupoksinya.

Q : Orang yang engga amanah apakah disebut munafik?
A : Iya, disebut munafik amali

wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (WW/AA)

Comments to: KAA57. Akhlak Buruk ~ Khianat

Your email address will not be published. Required fields are marked *