Kajian Akhlak dan Adab – Rabu, 19 Syawal 1444 H / 10 Mei 2023
بسم الله الرحمن الرحيم
أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
# PENGANTAR TENTANG AKHLAK
Kajian akhlak dan adab dari sudut implementasi adalah implementasi dari keseluruhan iman dan ibadah. Dari sudut kluster kajian, maka ia masuk bagian dari kajian tazkiyatun nafs. Itu sebabnya sering juga dikatakan bahwa implementasi tazkiyatun nafs adalah akhlak. Dan tazkiyatun nafs sendiri adalah implementasi dari iman dan ibadah. Akhlak tidak bisa lepas dari ketiga hal tersebut (iman, ibadah, tazkiyatun nafs). Oleh karena itu ketika ingin memperbaiki akhlak maka harus memperbaiki imannya, ibadahnya dan hatinya.
Akhlak terbagi dua:
- akhlak dan adab identik dengan bagian luar/zahir.
- akhlak hati (sifat). Sifat, dalam ilmu tazkiyatun nafs disebut maqam.
7 Tahap perubahan informasi menjadi akhlak
Karakter studi akhlak meskipun disampaikan dengan menggunakan dalil, hasil akhirnya ada pada perilaku. Sebuah informasi yang diterima (dari kajian, buku, lainnya) bisa berbuah jadi akhlak membutuhkan 7 tahapan.
- Informasinya harus kuat dan valid (berdasarkan Qur’an dan Sunah untuk kontek agama; diluar itu berdasarkan penelitian), sehingga orang percaya, ini disebut ilmu.
- Dari ilmu masuk ke area hati. Bukan ilmu yang hanya dipahami oleh otak tetapi ilmu yang mampu meresap dalam jiwa, direnungi, diresapi oleh hati. Ini disebut makrifat.
- Pada tahap makrifat tumbuh keinginan-keinginan untuk berbuat atau berhenti. Ini disebut iradah.
- Tumbuhnya keinginan untuk berbuat atau berhenti yang sangat kuat, begitu kuatnya hingga dirasa tidak dapat dikekang / ditahan, disebut ‘azzam.
- Dan ketika keinginan yang tak dapat dihentikan itu akhirnya berwujud tindakan / perbuatan, itu disebut niat.
- Niat yang dilakukan secara terus menerus, disebut amal.
- Amal yang diulang-ulang, namanya akhlak.
Jadi akhlak itu ada karena kebiasaan/pengulangan-pengulangan. Kalau dilakukannya baru sekedar sekali dua kali belum bisa disebut akhlak.
# TANYA JAWAB
1. Bagaimana mewujudkan ilmu agar mampu merasuk ke dalam hati?
- menghadirkan hati
- ilmu yang dimaksud mampu membuat terkesima, umumnya dapat diterima oleh hati dan membuka hati
- adanya keinginan yang sangat besar akan ilmu tersebut
2. Apa yang dimaksud dengan nafs muthmainnah?
Suatu kondisi dimana sifat-sifat baik memang sudah ada di hati, bukan sesuatu yang baru muncul, bukan sesuatu yang muncul karena distimulir oleh keadaan tertentu. Orang-orang yang memang sudah terbiasa sabar, terbiasa syukur, terbiasa ridho, dan seterusnya. Muthmainnah itu kokoh. Sementara kalau yang kadang syukur kadang tidak, kadang sabar kadang tidak, ini disebut nafs lawwamah.
3. Wahai jiwa yang tenang (muthmainnah) masuklah ke dalam surga-Ku. Lalu bagaimana dengan jiwa yang lawwamah?
Ketika proses hisab, lawwamah karena belum kokoh maka masih menyisakan lebih banyak dosa (keburukan) daripada kebaikan, maka harus masuk neraka dahulu (dalam rangka pencucian hingga bersih untuk kemudian masuk surga).
4. Bagaimana untuk stabil di muthmainnah?
- jangan pernah jauh dari majelis ilmu
- jangan pernah tinggalkan tilawah Qur’an dengan membaca tafsir/terjemahannya, sebab Qur’an itu kan hidayah, nanti lewat Qur’an –Allah akan kasih taufiq
- jaga hati dengan dzikir sebab dzikir itu seperti air atas api (maksiat/syahwat); kalau dzikir berhenti maka bara api bisa menyala kembali, kalau dzikir terus menerus maka bara api akan selalu dalam keadaan padam
5. Apa yang dimaksud dengan hidayah dan taufiq? Dimana perbedaannya?
Hidayah ada 2:
- Hidayah irsyad yaitu hidayah yang Allah sudah kasih melalui Qur’an dan Sunnah.
- Hidayah taufiq / petunjuk yaitu hidayah pendampingan, Allah gerakkan manusia untuk bisa berbuat yang manusia ketahui itu.
Contoh: ada air hujan (Qur’an Sunah), agar dapat airnya maka sediakan wadah untuk menampung (maksudnya dengan membacanya, mempelajarinya), ini yang disebut menjemput hidayah. Apakah setelah mendapatkan air hujan lalu ada keinginan untuk mengambil manfaatnya? Belum tentu. Maka disini manusia membutuhkan hidayah taufiq.
6. Bagaimana mengatasi dendam bertahun-tahun atas akibat dari adanya fitnah yang melanda dan pasangan juga kerabat tidak percaya dengan pembelaan diri?
Ketika ada pada posisi yang sudah sangat terpojok, tidak ada ruang untuk membela diri bahkan pembelaan diripun tidak diterima, jalan terbaiknya adalah melapangkan dada dan memaafkan semua. Jalan ini akan mengundang pertolongan Allah. Sebaliknya jika jalan yang ditempuh adalah sakit hati, dendam, pertolongan Allah tidak akan hadir. Dalam perjalanan waktu sambil menunggu petunjuk Allah, hal yang dapat dilakukan adalah:
(1) terus sampaikan penjelasan yang lebih akurat agar mengurangi beban fitnah
(2) banyak berdzikir agar tidak muncul pikiran-pikiran buruk di hati
(3) fokus pada hal-hal lain, move on
wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (WW)
No Comments
Leave a comment Cancel