1. Arsip Kajian Tafsir QS Al-Furqan (R43P)

R43P08. Kajian Tafsir QS Al-Furqan ayat 20

Kajian Ramadhan 1443H/2022 MFH – Rabu pagi, 11 Ramadhan 1443 H / 13 April 2022

‎بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SURAT AL-FURQAN (25) AYAT 20

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا ﴿ ٢٠﴾

[25:20] Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.

Al-qu’ran dilihat dari sudut manapun itu indah. Meskipun dalam bahasa Arab, susunannya luar biasa indahnya. Dengan demikian, kita perlu memahami bahasa Arab agar mengerti keindahannya.

Ayat ini juga dikuatkan dengan ayat yang lain tentang kondisi para Rasul, sebagaimana firman Allah di dalam QS Al-Anbiya (21):7:

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۖ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿ ٧﴾

[21:7] Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

Rasul itu makan makanan sebagaimana manusia yang lain. Allah ingin memilih orang yang memakmurkan alam ini dari jenis manusia yakni Nabi Adam dan keturunannya. “Kami jadikan di muka bumi ini adanya khalifah”, yang bertugas memakmurkan bumi. Karena hal ini, maka konsekuensi berikutnya adalah Rasul yang diutus itu dari jenis manusia juga, bukan dari golongan jin ataupun golongan malaikat.

Manusia itu makhluk Allah yang paling lemah dibandingkan dengan jin dan malaikat. Karena keterbatasan manusia, keinginan yang tinggi dan kemampuan otaknya, maka lahirlah ilmu pengetahuan. Berbeda dengan jin yang memiliki kelebihan seperti kemampuan untuk terbang dan menyelam. Disinilah yang menjadi ujian bagi manusia.

Rasul dicipta oleh Allah dari jenis manusia yang laki-laki. Karena hal demikian, maka Maryam dan Asiah itu tidak disebut dengan nabi. Karena dipilih dari jenis laki-laki, maka ada sifat-sifat laki-laki pada diri rasul namun para rasul tidaklah seperti manusia biasa. Hal ini yang menjadi ganjalan bagi kaum kafir Quraisy yang mengatakan bahwa Rasul itu bukanlah seseorang yang masih makan dan berjalan-jalan di pasar. Ini langsung dibantah oleh Allah di ayat 20.

Profil orang-orang yang taat kepada Rasul adalah tidaklah kehilangan kemanusiaannya agar keberagamaan tidak menjadi menyudut. Kesolehan yang menyudut atau berada dalam pinggiran kehidupan itu tidaklah sebagaimana yang dicontohkan. Rasul itu makan makanan dan berjalan di pasar sehingga praktek kongkritnya secara teknis adalah bahwa pasar itu digandengkan dengan masjid. Pasar yang dibentuk Nabi di Madinah itu dekat dengan masjid. Masjid yang dominan atas pasar.

Profil seorang mukmin yang tetap menjadi manusia itulah yang dinanti dalam islam. Janganlah memiliki imajinasi bahwa orang sholeh itu tidak seperti manusia. Misal, pernikahan dan perceraian itu sama-sama diperkenankan dalam agama. Tidaklah orang mengangkat-angkat perkara dunia sampai Allah akan rendahkan kembali.

Kemanusiaan Rasul ini tidaklah membuatnya cacat sebagai manusia biasa. Rasul tidak salah dan tidak mengalami kemanusiaan yang ada di sisi negatifnya. Rasul tetap makan dan menikah. Namun, Rasul terjaga dari kesalahan dan sifat suka lupa. Rasul itu manusia tapi Rasul dipandu oleh wahyu. Kalau tersenyum, Rasul terpandu wahyu. Di konteks syariat dan aturan, Allah menjaga Rasul. Rasul juga pernah marah, namun tidak melebihi batas syariat. Janganlah menjadi orang shaleh yang mengikuti Nabi tapi meninggalkan sisi kemanusiaannya. Karena jika demikian, maka ia akan menjadi orang yang hidup melebihi batas kemanusiaannya.

Abu Hanifah meskipun keluar dari pasar, beliau masuk lagi ke dalam pasar. Beliau adalah imam yang lahir dari keluarga kaya dan pedagang besar. Abu Hanifah adalah seseorang yang cerdas sehingga ayahnya mengirimkan beliau ke tempat pendidikan. Di zaman ini, yang pintar dikeluarkan dari pasar. Diutusnya Rasul dari jenis manusia itu menjadi ujian bagi manusia lain yang tidak diutus sebagai Rasul.

Pelajaran penting:
Rasul dipilih dari jenis manusia agar para pengikutnya tetap bersikap menjadi manusia agar tidak ada persepsi bahwa kesholehan itu diluar batas kemanusiaan.

wallahu Alam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: R43P08. Kajian Tafsir QS Al-Furqan ayat 20

Your email address will not be published. Required fields are marked *