1. Arsip Kajian Fiqih (KFQ)

KFQ38. Fiqih Puasa (6) – Lailatul Qadr

Kajian Fiqih – Senin, 18 Sya’ban 1443 H / 21 Maret 2022

‎بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

# Sejenak Bersama Al-Qur’an QS Al-Maidah (5): 35

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
[5:35] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

# Pelajaran Ayat

  • Bertakwa: rasa takut yang tinggi, berhati-hati dalam menjalankan perintah Allah
  • Wasilah: jalan yang bisa menyampaikan kepada Allah (syariat-Nya)
  • Berjihad: jihad perang, amar ma’ruf nahi munkar, seluruh amal saleh (misal jihad mencari nafkah)
  • Tiga perintah itu menyebabkan orang mendapat kesuksesan/keberuntungan yang besar
# Fiqih Puasa (Bagian 6) – Lailatul Qadr

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Lailatul qadar adalah malam yang khusus diberikan kepada umat muslim. Lailatul qadar Berarti malam yang mempunyai kadar kemuliaan. Tingkat kemuliaannya mulai dari maghrib sampai shubuh.

Konsep turunnya Al Qur’an:

  • Al Qur’an diturunkan ke Baitul ‘Izza pada satu malam yaitu lailatul qadar
  • Al Qur’an diturunkan ke Rasulullah selama 23 tahun secara bertahap

Malam yang mulia ini diberikan setiap tahun pada bulan Ramadhan. Pertanyaannya adalah kapan malam ini turun.

“Barangsiapa ingin mencarinya (lailatul qadar), hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27” (HR. Ahmad)

“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari)

Hadits mengenai malam 27 lailatul qadar ini sangat populer di masyarakat jazirah Arab.

Apa yang dikerjakan di malam ini?

  • I’tikaf
  • Taubat
  • Shalat
  • Tilawah
  • Ibadah Ramadhan lain

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari dan Muslim).

Lailatul qadar itu merupakan dimensi waktu, siapa saja yang hidup di malam itu pasti akan mendapatkan lailatul qadar. Persoalannya adalah apa yang kita lakukan di malam itu.

I’tikaf adalah menempatkan badan berdiam di masjid. Cara terbaik mendapatkan lailatul qadar adalah dengan I’tikaf di masjid. Biarpun tidak melakukan apa-apa paling tidak sudah I’tikaf, apalagi jika ditambah melakukan ibadah yang lain.

Rukun I’tikaf:

  • Niat
  • Berdiam di masjid
  • Muslim, berakal, suci dari hadats besar

Yang membatalkan I’tikaf:

  • Keluar dari masjid
  • Berhubungan suami istri

TANYA JAWAB

Dalam kondisi pandemi ini sehingga belum berani ke masjid, apakah kita jadi tidak dapat pahala I’tikaf?
Betul, dia tidak dapat pahala I’tikaf. Namun jika melakukan ibadah lain insya Allah mendapat pahala ibadah.

Apakah ada ciri-ciri orang yang telah mendapatkan malam lailatul qadar?
Tidak ada ciri-ciri baku, tetapi ada sebagian ulama menyebutkan orangnya mendapat ketenangan dalam hidup, ada taufiq kepadanya terus menerus setelah Ramadhan.

Terkait dengan perbedaan perhitungan awal Ramadhan, apakah hal ini berpengaruh kepada malam ganjil lailatul qadar?
Tergantung dengan tempat masing-masing, kita ikuti ijtihad ulama setempat.

Bagaimana untuk I’tikaf bagi Wanita?
Tetap boleh dan disunnahkan sehingga diatur saja secara teknis. Pastikan supaya mendapat ijin suami.

Apakah yang dimaksud dengan i’tikaf 10 malam terakhir Ramadhan itu itu berarti selama 10 hari kita tidak pulang dan tidak keluar dari masjid?
Kalau aslinya masuk pada malam 21 baru keluar di maghrib terakhir Ramadhan, tetapi secara hukum sah jika duduk sejenak. Maka budaya I’tikaf sekarang banyak yang malamnya di masjid kemudian siangnya pergi bekerja. Hal ini boleh dilakukan tetapi yang terbaik tetap dilakukan 10 hari secara penuh.

Kalau batal wudhu atau beli makanan untuk sahur di pelataran parkir, apakah masuk masjid lagi dengan niat?
Tergantung batasan masjidnya. Kalau masih termasuk batas masjid maka tidak perlu niat lagi.

Apakah betul bahwa syarat untuk wanita yang akan itikaf harus ditemani oleh mahrom sama dengan syarat safar?
Tidak, kecuali jika I’tikaf nya di luar kota.

Bagaimana dengan para pekerja yang kadang tidak bisa berpuasa karena pekerjaan mereka yang berat, misal para pekerja bangunan?
Kalau kita lihat prosedur hukum dibolehkan tidak puasa untuk yang tua renta (bayar fidyah), orang yang sakit (qadha puasa). Untuk pekerja berat ini agak sulit diqiyaskan masuk ke golongan tua renta atau orang yang sakit. Disarankan untuk bertakwa kepada Allah semampunya, diusahakan bagaimana caranya supaya untuk berpuasa, misal bekerja hanya setengah hari atau libur bekerja dulu selama bulan puasa.

Bagi wanita yang sedang berhalangan, apakah itikafnya bisa dilakukan di pinggir luaran masjid?
Orang yang berhalangan tidak boleh I’tikaf, ini merupakan bagian ujian dari Allah. Tapi kalau sudah niat I’tikaf tapi Allah berikan halangan semoga Allah berikan pahala untuknya.

wallahu Alam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (GZ)

Comments to: KFQ38. Fiqih Puasa (6) – Lailatul Qadr

Your email address will not be published. Required fields are marked *