1. Arsip Kajian Tematik MFH Pondok Indah (KPI)

KPI012. Membangun Kesadaran Diri sebagai Hamba Allah

Kajian Tematik MFH Pondok Indah – Ahad, 26 Rabiul Akhir 1444H / 20 November 2022

بسم الله الرحمن الرحيم
‎أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه
‎وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

MEMBANGUN KESADARAN DIRI SEBAGAI HAMBA ALLAH

# Pengantar

Kenapa kita harus bersujud kepada Allah? Kenapa kita harus taat kepada Allah? Karena kita adalah makhluk ciptaan Allah. Ideologi harus dikunci terlebih dahulu. Kalau kesadaran bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah ini hilang, maka yang terjadi adalah ketidakseimbangan. Allah turunkan air dari langit yang dengan air itu keluar buah-buahan sebagai rizki bagi umat manusia.

Ada proses logika penghambaan yang sebenarnya mudah untuk dicerna. Namun, karena logika ini tidak juga diterima oleh kebanyakan manusia, maka titik ketaatan itu tidak kunjung masuk. Sabda Rasul, Aku ini hanyalah seorang hamba Allah dan utusan-Nya.

Salah satu proses fakta yang membuat kita lebih cepat merasa sebagai hamba Allah adalah proses penuaan. Proses penuaan ini tidak bisa kita tahan karena semua orang akan menjadi tua. Kita bisa berobat kemana pun, namun menjadi tua itu tidak bisa dihindari oleh setiap orang.

Kecerdasan paling tinggi adalah kecerdasan bertahan hidup dan ini yang telah dibuktikan oleh orang-orang tua di sekitar kita. Bagi orang tua, yang semula kokoh menjadi lemah, terang menjadi gelap, kuat menjadi lemah, cepat menjadi lambat, ingat menjadi lupa dan seterusnya.

Bagi orang-orang hebat, salah satu titik kritisnya adalah merasa tidak membutuhkan Allah. Berkuasa, hebat, kaya, tampang dan populer. Ketika ia merasa tidak butuh Allah, coba saja untuk jangan sakit, jangan mati dan jangan berada dalam keadaan di luar yang bisa engkau kendalikan. Faktanya, kita tidak bisa berbuat apa-apa atas ini. Kita hanya diberi sedikit ruang untuk mengambil pahala yang di dalam hidup ini ada jutaan variabel. Allah hidupkan manusia dan langsung dicover seluruhnya. Tidak ada hubungan antara hidup atau sehat. Tidak ada hubungan antara mati atau hidup. Semua ini diatur langsung oleh Allah.

Ketika kita melihat hal-hal di sekitar kita, sesungguhnya kita bisa sampai berkata bahwa kita adalah hamba Allah. Di dalam shalat, semua bacaan dan gerakannya adalah penegasan bahwa kita adalah hamba Allah. Totalitas ketaatan sama dengan totalitas penghambaan. Kesempurnaan penghambaan dikejawantahkan dengan kesempurnaan ketaatan.

Ketika kita bisa menemukan satu kesadaran besar bahwa kita adalah hamba Allah, maka akan dengan mudah kita bergeser kepada ketaatan. Dengan totalitas dalam penghambaan, maka akan muncul totalitas dalam ketaatan. Hal ini yang melahirkan totalitas keimanan. Kita merasa nyaman dengan semua keputusan Allah karena kita adalah seorang hamba.

Rasulullah luar biasa takutnya kepada Allah karena beliau sudah menyadari dirinya sebagai hamba Allah. Sementara itu, orang biasa malah berani luar biasa kepada Allah. Kesadaran seseorang atas penghambaan mengantarkan kesadaran atas ketaatan.

# Ciri seseorang sudah memiliki ketaatan yang baik:

  1. Lapang dan ridho terhadap keputusan Allah
  2. Melaksanakan ketaatan dengan senang hati
  3. Maksimal dalam ketaatan kepada Allah

1. Lapang dan ridho terhadap keputusan Allah
Kita bersikap sangat lapang dan ridho terhadap semua keputusan Allah, baik keputusan Allah di dalam syariat maupun di alam semesta. Diberi keputusan oleh Allah itu sungguh menyenangkan karena membawa kebaikan.

Ada beberapa keputusan Allah yang membuat kita senang, misal wanita boleh dinikahi. Ada beberapa keputusan Allah yang bisa jadi berat, misalkan perintah berjihad, berzakat, menjaga pandangan dan banyak lain lagi. Kita perlu menerima itu semua karena kita hanyalah manusia yang diciptakan Allah.

2. Melaksanakan ketaatan dengan senang hati
Karena semua terjadi atas keputusan Allah, maka kita seharusnya senang dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Berdasarkan survey, 54% seseorang tidak mendapatkan jodoh yang sesuai harapan. Apakah kemudian kita jadi menderita? Kita yang memutuskan untuk menerima keputusan Allah ini atau tidak. Begitu Allah hidupkan seorang hamba-Nya, Allah memberinya rahmah. Semua halnya diurus oleh Allah sejak bayi. Dengan demikian, kita senang untuk taat kepada Allah.

Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).

Hidup seringkali terasa sempit karena kurangnya kita atas penghambaan kepada Allah. Ketika tibanya provokasi materialisme, hedonisme dan seterusnya, hidup kita menjadi terasa penat. Kita merasa kehilangan eksistensi sehingga hidup selalu dibayang-bayangi oleh pandangan orang lain. Apa kata orang kalau anak saya tidak sekolah di sekolah favorit? Apa kata orang kalau HP saya adalah HP yang jadul? Padahal, hidup sebagai hamba Allah itu adalah yang paling menenangkan.

Orang-orang sekarang sering stres karena tidak kuat atas cibiran orang-orang di sekitarnya. Sikap “julid” orang-orang sekitar itu seringkali mendesak kita untuk berlaku materialistis supaya diterima. Kalau tingkat kesadaran kita atas ketaatan ini tinggi, maka kita akan menjalankan seluruh konsep cabang iman dengan senang hati.

Tidak ada orang yang paling kuat dalam sejarah manusia selain dari Firaun (Ramses II). Karena semua keinginannya selalu terwujud dan lupa bahwa semua hal itu adalah pemberian Allah, maka ia sampai tiba pada pengakuan diri sebagai Tuhan. Ketika orang sekuat Firaun yang mengejar Musa itu tidak bisa menanggung bahwa laut itu bisa menenggelamkan dirinya, maka bagaimana dengan para penentang Allah yang lain?

3. Maksimal dalam ketaatan kepada Allah
Yang membedakan generasi sahabat dengan generasi saat ini adalah dalam tingkat ketaatan kepada Allah. Para sahabat itu maksimal dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka taat dengan “plong” dan “lepas”, tidak ada tawar-menawar. Secara kontras, umat muslim sekarang ini lebih sering menawar-nawar Islam daripada menawar-nawar budaya. Ketaatan yang terjadi hanya pada koridor yang semampunya. Muslim yang baik adalah yang bisa totalitas dalam ketaatannya.

Sikap tawar-menawar yang dilakukan manusia dalam ketaatan itu bisa jadi terjadi karena sikap berlebihan dalam sisi berharapnya di atas sisi ketakutannya. Hal ini bisa jadi karena kurangnya ilmu.

# Rute untuk bisa menemukan kehambaan yang total:

  1. Mulai melihat diri secara utuh
  2. Menghayati dinamika proses kehidupan
  3. Mempelajari dinamika sejarah
  4. Memenuhi pra-syarat agar kehambaan itu kokoh
  5. Mempertahankan kesadaran ketaatan sepanjang hayat

1. Mulai melihat diri secara utuh
Bukan melalui pendekatan fisiologis, namun melalui pendekatan pensucian hati (tazkiyatun nafs). Sesungguhnya, satu kenikmatan yang terjadi itu dampaknya sangat besar terhadap kehidupan kita.

Nilai sesuatu itu terasa pada saat tidak ada. Mungkin orang tidak memakai kacamata itu tidak merasa bahwa nikmat mata sehat itu luar biasa. Jika kita tafakuri terhadap nikmat-nikmat ini menggunakan pendekatan tazkiyatun nafs, maka keimanan akan menjadi lebih tebal.

Bagaimana hubungan dari rohani ke jasmani? Seseorang yang bahagia itu mendatangkan kebaikan baik untuk rohani maupun jasmaninya. Siapakah yang menggerakan semua itu? Semua hal yang terjadi di dalam tubuh kita itu ada zat yang Maha besar yang menggerakannya.

2. Menghayati dinamika proses kehidupan
Tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Bagi yang Allah berikan kesulitan dalam hidup, maka sesungguhnya ia sedang diberikan kesempatan Allah untuk menemukan Rabb-nya karena ia akan merasa bahwa ia tidak berdaya dan membutuhkan Allah. Ujian yang naik turun sering terjadi atas diri kita ini akan mengantarkan kita ke dalam kesimpulan bahwa kita ini tidak bisa mengendalikan diri kita sendiri. Nasib kita, masa depan kita, anak-anak kita dan banyak hal lain. Kita hanya diberi sedikit ruang oleh Allah untuk memilih dan berusaha. Setiap diri kita tidak bisa mengendalikan orang lain maka kita bersiap untuk tidak mendapat perlakuan baik dari orang lain.

3. Mempelajari dinamika sejarah
Kekuasaan orang-orang yang paling berkuasa di dunia ini pun akan tetap runtuh suatu saat karena Allah pergilirkan kekuasaan di antara orang-orang. Sabda Nabi, _kalau aku kenyang aku bersyukur, kalau aku lapar aku

4. Pra-syarat agar kehambaan itu kokoh

  1. Kebersihan hati
  2. Kecerdasan otak
  3. Pengelolaan syahwat yang baik

Kebersihan hati
Tidak cukup mudah untuk mendorong seseorang ke dalam hati yang bersih ketika seseorang itu sedang dalam keadaan berlebih. Doktrin kebersihan hati ini sangatlah kuat di tasawuf.

Kecerdasan otak
Cerdas disini berarti paham. Karena bebal, terkadang data-data yang sudah ada itu tidak membuat orang-orang percaya atas Rabb-nya.

Pengelolaan syahwat yang baik
Sekalipun ia sudah mengetahui kebenaran-kebenaran, terkadang seseorang masih berbuat menyalahi kebenaran. Dalam konteks ini, syahwat perlu dikelola.

Dinamika proses kehidupan

Kesadaran atas penghambaan ini bisa timbul dan tenggelam sepanjang dinamika hidup kita. Dengan demikian, kita membutuhkan Allah sepanjang hidup kita untuk menjaga kita.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ﴿ ١٥﴾
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. [QS Fatir (35):15]

Semakin seseorang itu memerlukan Allah, maka semakin mulia ia di hadapan Allah. Sebaliknya, semakin seseorang itu tidak memerlukan Allah, maka semakin hina ia di hadapan Allah. Kemuliaan seseorang itu ketika ia memerlukan Allah. Orang yang tidak mau berdoa itu tidak lebih baik dibandingkan dengan orang yang terus berdoa kepada Allah.

Hidup itu bukan untuk ditanggung sendiri karena kita adalah hamba Allah. Setiap masalah itu jangan dipikirkan sendiri, namun dikeluhkan kepada Allah. Ini akan terasa karena kita adalah seorang hamba.

5. Mempertahankan kesadaran ketaatan sepanjang hayat
Kita perlu mempertahankan kesadaran penghambaan ini sepanjang hidup karena keimanan diri ini bisa naik atau turun. Jika Allah kabulkan semua yang kamu minta, maka niscaya kamu akan berlaku dzalim di muka bumi.

# Ekspresi akhlak seseorang yang sudah kuat ketaatannya kepada Allah:

  1. Rendah hati, tidak congkak dan tidak ujub
  2. Terasa ketulusannya dalam hidup
  3. Tidak perhitungan
  4. Berakhlak mudah
  5. Jinak, gampang taat dan diatur, tidak menentang
  6. Hangat terhadap sesama
  7. Tidak menyakiti sesama

Pekerjaan rumah bagi kita bersama adalah kemampuan untuk istiqomah dalam penghambaan kepada Allah SWT. Semoga Allah mudahkan kita semua untuk ini.


TANYA JAWAB

1. Di tengah hiruk pikuk dunia ini, bagaimana cara untuk menguatkan ketaatan kepada Allah?

  1. Shalat
  2. Dzikir
  3. Tilawah Qur’an
  4. Tadabbur Qur’an; membaca al-Qur’an dengan terjemahan dan tafsirnya

2. Bagaimana penjelasan mengenai bergetarnya seseorang ketika disebut nama Allah? Bagaimana dengan pertambahan imannya?
Ketika seseorang bergetar ketika disebut nama Allah, maka bisa jadi karena rasa takut, rasa berharap atau rasa cinta kepada Allah. Rasa takut atas Allah itu bisa berbeda-beda. Bertambahnya iman berarti tambah kokoh, tambah yakin atas Allah.

Bertambahnya iman berarti bertambah kesempurnaan imannya dalam bentuk bertambah amal shalehnya. Perwujudannya adalah menjalankan seluruh cabang iman.

3. Bagaimana agar keimanan kokoh? Apa saja level-level murokobah?

  1. Meyakini bahwa Allah melihat kita. Allah Maha Melihat dan Allah Maha Pemerhati. Engkau tidak akan luput dari pandangan Allah.
  2. Merasa terus disertai Allah. Allah itu menyertai kita. Kita merasakannya dengan ilmu dan dengan taufiq.

Awalnya mendekat kepada Allah dan berharap untuk dekat kepada Allah. Orang-orang yang dekat kepada Allah itu adalah wali-wali Allah.

4. Bagaimana agar rasa penghambaan ini terus ada?

  1. Terus berdzikir sepanjang saat
  2. Menjaga pertautan dengan komunitas yang baik
  3. Mengenal diri ini, apakah kokoh atau labil

Terus berdzikir sepanjang saat
Dengan cara menjaga titik penghambaan agar terus ada dan terus bersinar. Ini bagian dari situasi yang akan menimpa seseorang termasuk para sahabat.

Kita tidak sengaja melalaikan atau terkondisikan dalam kelalaian. Goflah atau kelalaian, yakni tercengang atas hal lain. Untuk menghindari ini, kita berdzikir dengan sekuat-kuatnya. Situasi hati ini mudah bergetar, seperti kelereng yang bisa bergerak-gerak bebas.

Menjaga pertautan dengan komunitas yang baik
Kita juga perlu menjaga pertautannya dengan komunitas yang bisa menjaga hal-hal ini. Menjaga majelis ilmunya.

Mengenal diri ini, apakah kokoh atau labilMengenal diri ini, apakah kokoh atau labil_
Kita tahu diri, apakah diri kita kokoh atau mudah labil. Kalau labil, maka kita harus berusaha keras untuk menghindarkan diri dari keburukan. Dunia itu memukau, manis dan hijau. Kalau sadar diri ini labil, maka kita berusaha untuk menjauh.

wallahu a’lam bishowab
Ditulis oleh Tim Formula Hati (AA)

Comments to: KPI012. Membangun Kesadaran Diri sebagai Hamba Allah

Your email address will not be published. Required fields are marked *